Oleh : Muhammad Ridwan (Anggota Dewan HIMAPIKANI WIL. IV dan Mantan Ketua HIMAPIKA Unram) Pemerintah Republik Indonesia memberikan perhatian serius terhadap bidang perikanan dan kelautan. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 tentang percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional.
Category: OPINI
Belajar dari Keberhasilan NTB Memenangi Kompetisi Pariwisata Halal Nasional
Oleh : Imron Fhatoni (Ketua IKPPM Empang – Mataram) Tepatnya pada hari Sabtu, 10 September 2016 lalu. Kala itu di ruang 3 Hotel Santika Mataram, ada sekumpulan orang dengan label Blogger Lombok Sumbawa tengah berkumpul pada kegiatan Workshop dan Jumpa Blogger menjelang Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) 2016.
OPINI : Festival Moyo Terjebak di Ruang Kritik
Oleh : Imron Fhatoni (Ketua IKPPM Empang-Mataram) Festival Moyo adalah festival tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam upaya mempromosikan pariwisata dan kebudayaan Sumbawa untuk menggaet wisatawan. Tahun ini festival moyo kembali digelar dan telah resmi dibuka pada tanggal 23 September lalu, serta puncaknya pada 10 Oktober mendatang.
Beasiswa, Utang Generasi untuk Bangsa
Oleh : Heri Kurniawansyah HS (Fisip UNSA & Peraih Beasiswa LPDP Program Pasca Sarjana) Menyiapkan generasi emas bangsa melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas adalah program atau kebijakan wajib dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, sebab hanya dengan SDM yang bekualitas, bangsa akan maju dan berkembang serta mampu berdiri di atas kakinya sendiri.
Banyak Kerbau yang Eksis di Ruang Publik Menjelang FesMo 2016
Oleh : Imron Fhatoni (Ketua Ikatan Keluarga Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Empang-Mataram) Festival tahunan masyarakat sumbawa dilaksanakan sebentar lagi, kabarnya festival ini digelar mulai dari 23 september hingga 10 oktober 2016 mendatang. Sekarang lebih dikenal dengan sebutan Fesmo. Bagi sebagian besar masyarakat Sumbawa pagelaran ini sangat menarik dan selalau ditunggu-tunggu, pasalnya ini merupakan wadah promosi pariwisata dan budaya sehingga diharapkan mampu menarik wisatawan agar mengenal pulau sumbawa lebih dekat.
Fenomena Alay Telah Menyengat Generasi Kita
Oleh : Imron Fhatoni * Mahasiswa Teknik Informatika Stmik Bumigora Mataram Tiba-tiba banyak generasi muda kita suka pamer, memajang foto diri dengan gaya yang tak wajar. Adapula yang mencari perhatian dengan gaya bicara dibuat-buat atau membuat tulisan aneh yang memusingkan pembacanya. Selanjutnya beriringan dengan kemunculan jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lain sebagainya, budaya ini semakin berkembang di kalangan remaja sampai pada tingkatan mahasiswa.
NKRI dalam Sebuah Kertas dan Teori
Oleh : Heri Kurniawansyah HS (FISIP UNSA) Membaca dan memahami negeri tercinta ini dalam sebuah kertas, betapa hebat dan indahnya negeri ini. seakan-akan tidak ada anak yang putus sekolah, seakan-akan tidak ada anak-anak sekolah yang melewati jalan setapak melawan terjangan derasnya air sungai dan ekstrimnya jembatan tali saat berangkat ke sekolah, seakan-akan tidak ada gedung sekolah terbuat dari dinding bambu, seakan-akan tidak ada jalan berlumpur nan ekstrim di berbagai daerah, seakan-akan tidak yang miskin di negeri ini, dan seakan-akan tidak ada permasalahan sosial lainnya, singkatnya…
Pemecatan Amin dan Umar : “ARB Menebar Badai di NTB”
Oleh : Didin Maninggara SK DPP Partai Golkar Nomor Kep 98/DPP/Golkar/III/2016 tanggal 31 Maret 2016 yang ditanda tangani Aburizal Bakrie dan Idrus Marham tentang pemberhentian H. Umar Said, S.Ag dan H.M. Amin, SH, M.Si dari keanggotaan Partai Golkar, saya terima copynya melalui fb saya, Senin (11 April 2016).
Memaknai Sumbawa Hebat dan Bermartabat
Oleh : Didin Maninggara Esensi kepemimpinan dalam perspektif jabatan kepala daerah adalah seni kecakapan membangun partisipasi kolektif yang disertai rasa hormat, kepercayaan dan kesetiaan dari pihak yang memimpin kepada yang dipimpin untuk memperjuangkan tujuan bersama, yaitu mensejahterakan masyarakat.
Marwah Adat Samawa Nyaris Hilang
Catatan Budaya Didin Maninggara ~~~~~~~ Terkait “Parajak Pasatotang Adat” Sultan Sumbawa kepada Bupati Sumbawa di Istana Dalam Loka pada 3 April 2016 ~~~~~~~~ Dilirik dari aspek kulturalitas, manusia Sumbawa atau tau Samawa memiliki falsafah hidup yang kental dengan nilai-nilai Islami. Yaitu, “adat barenti ko sara’, sara’ barenti ko kitabullah”. Atau, “adat bersendikan sara’, sara’ bersendikan kitabullah”. Tapi kini, kecenderungan manusia Sumbawa “berlawanan” dengan falsafah hidup tersebut. Banyak yang menganggap adat Samawa sebagai sesuatu yang tidak mesti dilakoni dalam kehidupan kekinian.