OPINI Oleh : Iwansyah,S.Kep.,Ns (CEO Suara Literasi Perawat Indonesia dan Ketua Bidang Pendidikan dan Ilmiah Di IKA-Alumni STIKPER Gunung Sari Makassar) “Kemerdekaan tidak diberikan begitu saja oleh pihak penindas, karena itu sang tertindaslah yang harus memperjuangkannya.” ~Martin Luther King Jr. “Visi bisa jadi adalah kekuatan terbesar kita. Ia selalu membangkitkan daya dan kesinambungan hidup; Ia membuat kita memandang masa depan dan memberi kerangka tentang apa yang belum kita ketahui”. ~Li Ka Shing, Miliuner Hong Kong
Category: OPINI
Manusia-manusia Pelintas Batas Susila
OPINI (Kritik Terhadap Eksistensi LGBT di Indonesia) Oleh : Ubaidullah (Mahasiswa Pasca Sarjana UMS Jateng) “Dan kami juga telah mengutus Lut (kepada kaumnya). Ingatlah tatkala dia berkata kaumnya: mengapa kamu mengerajakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepaada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas” (QS. Al-A’raf: 80-81)
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dalam Kompleksitas Masalah Bangsa
OPINI Oleh : Heri Kurniawansyah HS (FISIP UNSA) Saat ini kuping kita sering diperdengarkan dengan isu-isu global terutama tentang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Mungkin masyarakat yang berada di ruang lingkup pemerintahan, dunia akademik, NGO dan kelompok-kelompok kajian kebijakan, sangat memahami akan eksistensi MEA itu sendiri. Namun dalam hal ini berbeda dengan masyarakat awam yang tidak memahami tentang MEA.
Dilema Nihilnya Kontribusi PAD Bandara Internasional Lombok
OPINI “Antara Kelalaian Angkasa Pura Dengan Pembiaran Pemprov NTB” Sejarah transportasi udara di Lombok, Nusa Tenggara Barat diawali dengan dibangunnya Pelabuhan Udara Rembiga pada tahun 1956 dengan fasilitas Landasan 1.200 m x 30 m yang diperpanjang menjadi 1.400 m x 30 m pada tahun 1958 dan 1.850 m x 40 m pada tahun 1992. Bandara tersebut diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1959 dengan nama Pelabuhan Udara Rembiga.
Hikmat UNSA di Usianya yang ke 17
OPINI Oleh : Heri Kurniawansyah HS (FISIP UNSA) Memaknai Sejarah Perjuangan Menuju Tahun ke 17 Pulau Sumbawa memiliki luas hampir dua kali luas pulau Bali. Sekitar tahun 1970-an, kabupaten yang begitu luas dengan keanekaragaman budaya ini belum ada satupun lembaga pendidikan tinggi sebagai wadah anak daerah dalam rangka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah menempuh pendidikan menengah.
Terkikisnya Nilai Pendidikan Lokalitas Adat Bima Akibat Hegemoni Gaya Barat
OPINI Oleh : Iwansyah,S.Kep.,Ns.,CWCCA (Mantan Ketua Umum HMI Komisariat STIKPER Gunung Sari Makassar) Perubahan sosial yang terus terjadi adalah sebuah keniscayaan peradaban yang tidak bisa ditolak keberadaannya, globalisasi dan modernitas yang kejam sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di Kabupaten Bima NTB khususnya nilai budaya dan adat masyarakat Bima. Wajah zaman yang kian bermetamorfis membuat tatanan sosial pun ikut berubah.