Sumbawa, PSnews – Beberapa hari terakhir masyarakat Indonesia dikejutkan dengan munculnya aksi teror bom di beberapa daerah. Hal itu pun menjadi perhatian warga NTB, untuk terus meningkatkan kewaspadaan. Untuk mencegah perkembangannya di daerah, Danrem 162/Wira Bhakti – Kolonel Inf Farid Makruf berusaha masuk ke lingkungan mereka dari yang paling terbawah untuk memberikan pemahaman. “Selama saya menjabat penanganan teroris, kami berusaha masuk ke kantong-kantong mereka. Memberikan pemahaman, menyadarkan mereka bahwa mari kita kembali ke ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin, tidak membeda-bedakan, tidak mengeksklusifkan diri bahwa ajaran tertentu itu yang paling benar,’’ jelasnya saat mengunjungi Makodim 1607 Sumbawa, Kamis (17/5/2018).
Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan jajarannya baik itu Dandim, Danramil hingga Bhabinsa agar intens menyampaikan kepada masyarakat, bahwa Islam merupakan agama yang membawa kedamaian dan tidak untuk menciptakan kekacauan ataupun kekerasan. “Alhamdulillah upaya-upaya seperti itu, di NTB ini kalau dulu dikenal Bima sebagai zona merah. Tahun lalu kan mereka sudah mendeklarasikan bahwa mereka bukan sarang teroris. Bima bukan sarang teroris. Itu salah satu upaya dari kami. Dan kami juga selalu mengupayakan pencegahan dengan cara memantau orang-orang yang masuk ke sini. Yang dulu dicurigai mungkin dia membawa aliran tertentu, sekarang kita dekati kita minta jangan itu dikembangkan. Ini lah upaya pencegahan,’’ terangnya.
Sementara, untuk pencegahan terjadinya aksi teror bom bunuh diri di NTB seperti yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur dan Pekanbaru, Riau, Danrem tetap melakukan komunikasi dengan pihak kepolisiaan. Bahkan melaksanaka operasi bersama. Termasuk menggalakan siskamling di masing-masing perkampungan. Jika ada pihak yang diduga mencurigakan atau ada tanda yang tidak mengenakan segera laporkan. “Tolong jangan panik, apalagi kalau belum mengetahui informasi sebenaranya,’’ demikian Danrem. (PSg)