Sumbawa, PSnews – Bupati Sumbawa HM Husni Djibril BSc mengungkapkan kekayaan laut yang dimiliki Kabupaten Sumbawa kepada Menteri Kelautan dan Perikanan RI – Susi Pudjiastuti. Kedatangan Menteri Susi bersama rombongan ke Sumbawa yang merupakan tuan rumah Seminar Nasional dan Focus Group Discussion (FGD) Bidang Kemaritiman Forum Rektor Indonesia (FRI), Sabtu (12/8).
Haji Husni menjelaskan, Kabupaten Sumbawa dengan luas wilayah 10.475,7 kilometer persegi (km2) memiliki panjang pantai kurang lebih 982 km dan luas perairan laut termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE) 89.700 km2, terdiri dari 24 kecamatan dimana 18 kecamatan pesisir dengan 63 buah pulau-pulau kecil yang eksotis dan menarik. Luasnya wilayah perairan laut tersebut menjadikan Kabupaten Sumbawa memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat potensial. Sehingga pada tahun 2016 mampu menyumbang 54,7 persen dari total produksi perikanan di Provinsi NTB serta menjadi salah satu kabupaten sentra produksi rumput laut dan udang nasional.
Dilanjutkan, pengembangan perikanan di Kabupaten Sumbawa dengan segala keterbatasannya yang ada pada tahun 2016, perikanan tangkap baru mampu memproduksi ikan sebesar 53.820,2 ton atau 20,57 persen dari potensi lestari sebesar 261.604,47 ton/tahun yang dihasilkan oleh 10.100 nelayan serta armada perikanan jukung 605 unit, perahu motor tempel 2.503 unit, kapal motor 1.597 unit dengan alat tangkap sejumlah 5.615 unit .
Pemanfaatan luas areal perikanan budidaya sebesar 16.533,49 ha atau 47,93 persen dari potensi areal sebesar 34.493,40 ha yang menghasilkan 686.434,46 ton atau 64,80 persen dari potensi produksi sebesar 1,059 juta ton terdiri dari udang, bandeng, rumput laut, kerapu, mutiara, nila, karper, tawes dan lele. Potensi lainnya yang dimiliki seperti jasa-jasa kelautan, wisata bahari serta garam rakyat. Dengan pemanfaatan potensi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah ini. Secara eksisting, potensi lahan tambak yang dapat digunakan untuk pengembangan garam di Kabupaten Sumbawa sebesar 2.120 hektar yang tersebar di sepanjang pesisir utara Kabupaten Sumbawa dengan potensi produksi sebesar 212 ribu ton per tahun. Pemanfaatan lahan seluas 101,94 hektar dengan produksi sebesar 3.306,35 ton atau 0,04 persen. “Sejak awal pemerintahan kami di tahun 2016, kami telah berupaya untuk melakukan terobosan dalam rangka mencari jalan keluar masalah garam. Diantaranya membuka dan atau mencari akses pasar serta meningkatkan kualitas dan juga kuantitas produksi garam rakyat di kabupaten sumbawa. Salah-satunya dengan menjalin kerjasama dengan PT. Kimia Farma,’’ ungkapnya.
Guna mendorong peningkatan kapasitas produksi perikanan tangkap serta industri pengolahan hasil perikanan, Pemda Sumbawa terus berusaha melalui pengembangan armada dengan kapasitas diatas 5 GT, melengkapi sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, pemenuhan kebutuhan BBM satu harga untuk nelayan, melatih keterampilan nelayan tentang cara penanganan ikan yang baik (CPIB). Disamping perikanan tangkap, Sumbawa juga terus mendorong pengembangan perikanan budidaya terutama untuk komoditi ekspor seperti rumput laut, udang, ikan kerapu dan tiram mutiara melalui pendekatan kawasan. “Dengan dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, kami telah mengembangkan 2 kawasan minapolitan yaitu kawasan minapolitan udang dengan 5 sentra produksi dan kawasan minapolitan rumput laut dengan 6 sentra produksi,’’ tutur Bupati.
Pulau-pulau kecil di Kabupaten Sumbawa juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Dari 63 pulau-pulau kecil yang ada di Kabupaten Sumbawa, terdapat 6 pulau yang berpenghuni, salah satu diantaranya Pulau Bungin sebagi pulau terpadat di dunia dan Pulau Moyo sebagai destinasi wisata kelas dunia dan telah disinggahi oleh tokoh dan selebriti kenamaan dunia serta Teluk Saleh yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya sehingga dijuluki aquarium dunia. Pemanfaatan pulau-pulau kecil akan diarahkan sebagai destinasi unggulan wisata bahari. Oleh karena itu arah kebijakan ini sekaligus memanfaatkan posisi strategis Kabupaten Sumbawa yang secara geografis berada pada jalur sutera pariwisata nasional yaitu Bali-Lombok-Sumbawa-Komodo dan Raja Ampat di Papua.
Diharapkan pertemuan Forum Rektor Indonesia di Kabupaten Sumbawa menjadi salah satu momen penting dalam pembangunan kemaritiman di Indonesia khususnya di daerah ini. Pertemuan itu juga diharap dapat memperkuat kerjasama dalam memanfaatkan potensi kemaritiman melalui sinergi perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat dan jaringan industri. “Dari Sumbawa Membangun Maritim Indonesia, dari Sumbawa Mewujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia,’’ pungkasnya. (PSg)