Ponpes Dea Malela Dirancang Jadi Pusat Pendidikan Islam Dunia

Sumbawa, PSnews – Tokoh nasional asal Kabupaten Sumbawa – Prof DR Din Syamsuddin mengaku cukup lama berkeinginan membangun sekolah bertaraf internasional di kampung halamannya. Keinginan itu akhirnya bisa diwujudkan dalam tahun ini. Ia bersama sejumlah rekannya mendirikan Pondok Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Desa Pemangong Kecamatan Lenangguar Kabupaten Sumbawa.

Din Syamsuddin sambut Wapres JK di Ponpes Dea Malela
Din Syamsuddin sambut Wapres JK di Ponpes Dea Malela

“Ini merupakan ide yang sudah lama sekali. Namun saat saya masih menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah, ide itu belum dapat terlaksana. Sehingga setelah tidak menjabat Ketua Umum, baru kami bisa mendirikan pesantren ini,’’ tutur Prof Din yang juga Ketua Dewan Pembina Ponpes Dea Malela dalam pidato penyambutan kedatangan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ke Sumbawa, Rabu (20/7/2016).

Pada kesempatan itu, Prof Din menjelaskan, kenapa nama Dea Malela diambil sebagai nama sekolahnya. Dea Malela merupakan nama seorang tokoh yang tidak banyak dikenal di Indonesia. Ismail Dea Malela pada usia 18 tahun berhijrah dari Gowa Makasar bergabung dengan pamannya yang bernama Lalu Angga yang bergelar Dea Tuan yang sudah menjadi ulama lokal untuk Sumbawa bagian selatan. Ketika wafat,  Dea Malela dimakamkan di bukit setempat yang saat ini menjadi lingkungan Ponpes. “Untuk itu kami mohon kepada warga Pemangong, kiranya dapat diizinkan menggunakan tanah makam Dea Tuan sekitar hampir 5 hektar ini,’’ pinta Din.

Dibangunnya sekolah di wilayah pedesaan ini, karena ia ingin membuktikan kepada dunia bahwa di desa juga bisa dibangun sekolah bertaraf internasional. Pihaknya berniat untuk menjadikan lokasi itu sebagai salah satu pusat keunggulan pendidikan Islam di dunia. “Saya berkesempatan berkunjung ke banyak negara Islam. Memang saya menyaksikan pendidikan Islam belum berjaya dan belum menampakkan ilmuan-ilmuan muslim sejati seperti pada abad-abad pertengahan yang mengembangkan dan menemukan ilmu berteknologi. Ini juga untuk membuktikan bahwa Indonesia yang masyarakatnya mayoritas Islam harus menjadi kiblat ilmu pengetahuan untuk dunia Islam, bagi dunia secara keseluruhan,’’ paparnya.

Ponpes Modern Internasional Dea Malela ini rencananya mulai aktif 1 Agustus 2016. Pesermiannya diharapkan bisa dilakukan Presiden Joko Widodo pada 31 Juli mendatang. Saat ini sudah ada sebanyak 15 orang tenaga pendidik, yang sebelumnya sudah melamar dan mengikuti orientasi. Untuk tahun ini sudah menerima 60 santri dari berbagai daerah, baik wilayah Provinsi NTB maupun daerah lainnya seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku, Jawa. Bahkan ada pula yang dari luar negeri seperti Timor Leste, Kamboja dan lainnya. “Walaupun belum aktif belajar mengajar, tapi anak-anak calon santri ini sudah disentuh oleh para pendidik, sehingga tadi bisa tampil membaca Al-Quran, menyanyi, menjadi MC bahasa asing,’’ ujarnya.

Di Ponpes Dea Malela akan mengajarkan wawasan tentang dunia. Pelajaran sejarah Islam yang diajarkan berbeda dengan tempat lain. Sejarah Islam lebih menekankan sejarah peradaban. Bahkan mata pelajaran PPKN lebih pada konteks Indonesia dan dunia. Dan juga etos-etos daya saing agar bisa bersaing di era global. Termasuk juga bahasa asing, selain bahasa Arab, Inggris, Mandarin. “Saya kira ke-internasional-nya dalam konteks itu. Kita tekankan pendidikan nilai, pendidikan akhlak. Dan anak-anak itu kita biarkan akrab dengan para pendidiknya. Saya harapkan para pendidik bagaikan orang tuanya, sehingga mreka tidak merasa asing,’’ pungkasnya. (PSg)

Komentar

comments

Shares

Related posts

One Thought to “Ponpes Dea Malela Dirancang Jadi Pusat Pendidikan Islam Dunia”

  1. Jihad

    Kayaknya terlalu berlebihan kalo mau saingi Universitas Islam Madinah atau univ2 lainnya di arab sana. Siong pesimist, tapi realistis.

Leave a Comment