Sumbawa, PSnews – Keberadaan SDN Lempeh nampaknya butuh perhatian lebih dari Pemerintah karena lokasi sekolah ini relatif sempit, sehingga sulit dikembangkan. Jumlah lokal kurang, dengan banyaknya siswa yang menuntut ilmu di sana. Bahkan ada murid yang terpaksa masuk sekolah di siang hari. Demikian disampaikan Kepala SDN Lempeh – Rabuna saat menerima kunjungan Anggota DPRD Sumbawa Selasa (29/3/2016).
Setiap tahun ajaran baru, cukup banyak calon siswa yang mendaftar. Tidak hanya warga dari Kelurahan Lempeh, melainkan juga dari daerah lain seperti BTN Sernu dan lainnya. Namun tidak semua bisa ditampung, mengingat kondisi lokal yang terbatas. Dari 12 rombongan belajar (rombel) yang ada, tiga diantaranya terpaksa diberlakukan jam masuk siang. Karena tidak memungkinkan masuk di pagi hari, akibat keterbatasan ruang belajar. Bahkan dua lokal lainnya terancam digusur, menyusul ada rencana Pemerintah untuk melakukan pelebaran jalan garuda. “Kami harapkan adanya penambahan lokal baru,’’ ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Komite Sekolah – Abdul Majid. Dia berharap usulan penambahan lokal baru yang sudah cukup lama disuarakan dapat segera terealiasi. Selain itu, Abdul Majid juga berharap pemerintah bisa memperhatikan kondisi fisik sekolah lainnya, seperti tembok bagian belakang sekolah yang hampir setiap tahun jebol dan dilakukan tambal sulam. Termasuk kondisi taman sekolah. “Semoga kedepan SDN Lempeh ini jauh lebih bagus, sarana dan prasarananya bisa terpenuhi,’’ harapnya.
Menanggapi hal itu, rombongan Anggota Dewan mengaku perihatin. Apalagi menurut Wakil Ketua DPRD Sumbawa – Kamaluddin, Lempeh merupakan satu-satunya kelurahan yang memiliki satu SD. Dan satu-satunya SD yang masih memberlakukan sekolah siang karena keterbatasan lokal. Bahkan dirinya memberikan opsi membangun sekolah di lokasi yang baru yang dijadikan satu atap dengan SMP dengan memanfaatkan bangunan eks STM 45. Opsi lainnya yang paling memungkinkan yakni membangun gedung bertingkat di SDN Lempeh. “Alternatif lain bisa gunakan bekas STM 45 untuk membangun sekolah satap. Kalau tidak bisa sekolah ini dibangun bertingkat,’’ ujar wakil rakyat yang kebetulan berdomisili di Kelurahan Lempeh tersebut.
Sementara Ketua Komisi IV – Ida Rahayu memastikan beberapa lokal SDN Lempeh terancam tergusur karena pelebaran jalan. Sehingga sekolah tersebut benar-benar membutuhkan tambahan ruang belajar. Namun lahan yang dimilikinya terbatas untuk pembangunan lokal baru. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Diknas, terkait masalah ini. “Insya Allah sekolah ini menjadi salah satu perioritas kami. Kalau kami lihat, ini bukan sekedar keinginan tapi benar-benar sudah menjadi kebutuhan,’’ tukasnya.
Sejumlah anggota Komisi IV yang hadir saat itu, antara lain Andi Rusni, Ahmadul Kusasi, Basaruddin, H Mustajabuddin, Akhmad Junaidi, dan Bunardi. (PSg)