Sumbawa, PSnews – Memasuki musim kemarau tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa telah mengambil langkah-langkah antisipatif, khususnya menghadapi kemungkinan krisis air bersih di sejumlah wilayah. Pada tahun-tahun sebelumnya wilayah yang kerap kali terjadi kekeringan di Sumbawa yakni pada 26 desa di 12 kecamatan. Beberapa hari terakhir BPBD setempat terus melakukan pemantauan di daerah rawan kekeringan tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik – M Nur Hidayat, ST mengatakan berdasarkan laporan BMKG, Sumbawa merupakan salah satu daerah yang memasuki musim kemarau. Namun hingga saat ini belum ada desa atau kecamatan yang melaporkan tentang krisis air bersih.
Meski demikian, lanjut Dayat, pihaknya terus memantau dengan cara berkeliling untuk segera menindaklanjuti jika ada warga yang membutuhkan air bersih. Dimana daerah pesisir dan kepulauan menjadi daerah yang paling sering mengalami kekeringan. “Kami pun sudah mulai keliling, siapa tahu ada desa yang membutuhkan air untuk segera kita tindaklanjuti,’’ ujarnya.
Diterangkan, untuk tahun 2018 pihaknya sudah mempersiapkan sekitar 100 tangki air bersih. Jika nantinya jumlah tersebut dinilai masih kurang, maka pihaknya akan segera bersurat ke Pemerintah Provinsi NTB untuk meminta bantuan. “Kalau tahun kemarin itu 4.990 liter, untuk tahun ini tergantung sikon (situasi kondisi)-nya,’’ jelasnya.
Bagi warga yang membutuhkan air bersih, ungkapnya, harus melalui Kepala Desa atau Camat setempat. Hal ini diterapkan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan air bersih.
Selain itu, bantuan yang akan diberikan tidak lagi secara langsung kepada masyarakat, melainkan BPBD akan menaruh air dari tangki ke tandon yang sudah disiapkan. Ini untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat. “Kalau satu per satu sangat lama. Kalau pakai tandon cuman sebentar. Jadi kita bisa mengatasi daerah yang membutuhkan air bersih dengan cepat,” pungkasnya. (PSg)