Bupati Sumbawa : Dokter Selvi Mundur Karena Baru Menikah

Sumbawa, PSnews – Beberapa bulan lalu, dr. Selvi memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan Direktur RSUD Sumbawa setelah sekitar empat tahun menjabat. Ia pun memilih untuk menjadi tenaga fungsional yakni tenaga dokter di UPT Puskesmas Unter Iwes.

Bupati Sumbawa – HM Husni Djibril yang ditemui wartawan usai melantik pejabat struktural Senin (28/5/2018) menjelaskan alasan pengunduran Selvi, karena baru menikah dengan Ketua DPC PDIP Sumbawa A Rafiq yang juga Ketua Komisi II DPRD Sumbawa. Sehingga bisa saja Ia mempersiapkan untuk kehidupan rumah tangganya yang baru. ‘’Itu yang saya logikakan. Dia ingin membangun keluarga yang sakinah mawadda warahmah untuk menuju kepada keluarga besar, tentu mencari keturunan itu yang pasti. Ini menurut saya. Maka waktu ada surat pengunduran diri itu, saya tidak serta merta menerima. Saya diskusi, saya berikan tawaran pilihan jabatan Sekretaris Dinas yang berkaitan dengan dokternya, tentu ada dua yaitu Dinas Kesehatan sama KB, tapi dia lebih memilih menjadi tenaga fungsional,’’ terang Bupati.

Sehingga ditegaskan, pengunduran diri – dr. Selvi bukan merupakan hukuman. Mengingat kinerja Selvi yang cukup baik waktu  menjabat sebagai Direktur RSUD Sumbawa. ‘’Bahkan Selvi saya tawarkan sebagai Sekdis. Silahkan tanyakan langsung kepada yang bersangkutan. Tapi dia minta ke fungsioal. Jangan terkesan ini ada hukuman atau lainnya, itu tidak ada. Mustahil saya berikan, dia berhasil kok. Penempatannya dia minta ke Puskesmas Unter Iwes. Ya kita tempatkan disana. Kemana aja dia minta pasti kita kasi. Karena dia sebagai dokter yang cukup berhasil,’’ tutur Haji Husni.

Sementara dr. Selvi yang dikonfirmasi mengakui apa yang disampaikan Bupati. Ia ingin fokus dengan rumah tangga, dan ingin melayani masyarakat sesuai gelar yang dimiliki. ‘’Karena sudah empat tahun, dan karena sudah menikah, adaptasinya juga sudah berbeda, ada ibadahnya juga, jadinya ini (Ibadah) belajarnya bukan yang biasa, butuh konsentrasi. Jadi jelas mengundurkan diri itu murni, tanpa ada hal lain. Sebenarnya memang dari awal, kita sekolah kedokteran itu pinginnya periksa pasien, kalau dijabatan struktural itu memang agak sulit kalau berkonsentrasi, seperti satu di struktural satu fungsional periksa pasien misalnya di praktik. Apalagi kalau struktural itu butuh konsentarasi yang tinggi, karena rapat sampai sore, begitu juga praktik sampai sore. Jadi lelah.’’ ujarnya.

Berbagai keberhasilan diraih waktu ia menjabat Direktur RSUD Sumbawa, salah satunya mendapatkan akreditasi. ‘’Apa yang saya kerjakan akreditasi itu sudah selesai. Memang rencananya kalau akreditasi itu berhasil, jadi saya merasa tugas besar itu sudah. Untuk pengakuan nasional itu yang perlu saya perjuangkan. Dan itu sudah saya lakukan,’’ tukasnya.

Hal lain yang berhasil dilakukan yakni usulan anggaran untuk pembangunan RSUD baru yang diajukan ke Kementerian Kesehatan disetujui 100 persen. Dimana Pemda Sumbawa mengusulkan Rp 95 miliar, dimana Rp 84 miliar untuk relokasi RSUD dan Rp 11 miliar untuk alat kesehatan. ‘’Kemarin saya ke Kementeiran Kesehatan ikut Rakontekdok pada 6 sampai 9 Mei, disitu ada verifikasi kita mengajukan usulan Rp 95 M, Syukur Alhamdulillah waktu disana dengan proses tanya jawab yang cukup panjang akhirnya terverifikasi 100 persen tidak ada yang dicoret. Artinya ketika saya mengundurkan diri, tidak santai seperti itu. Maksudnya malah masih kerja. Untuk sekarang DED itu sudah bisa dipastikan tidak di tender ulang, sudah pasti ada pemenangnya, amdal sudah dimasukkan dokumennya juga tinggal tunggu pemenang, saya sudah komunikasi dengan Kemenkes, merekapun siap ketika pemenangya sudah ada, kita mau konsultasi kesana, sebelum lebaran mereka mau menerima kedatangan Pemda Sumbawa,’’ pungkasnya. (PSg)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment