Sumbawa, PSnews – Ratusan hektar lahan pertanian di Kabupaten Sumbawa gagal panen. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh minimnya pasokan air irigasi ke sawah-sawah petani. Pemerintah setempat akan membantu petani dalam bentuk mesin sumur bor dangkal, cek dam serta pemberian beras.
El Nino yang melanda kawasan Indonesia bagian timur termasuk Kabupaten Sumbawa berdampak secara langsung terhadap ratusan hektar lahan pertanian. Padi yang baru berusia tiga bulan hanya sebulan mendapat pasokan air. Biasanya dalam setahun petani bisa panen dua kali hingga tiga kali. Gagal panen paling umumnya dialami oleh petani di bagian timur Kabupaten Sumbawa. Sawah mereka mengering, begitu pula dengan padi yang mestinya sudah saatnya membutuhkan pasokan air, tapi urung mendapat air.
Salah seorang petani, Arifin, mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya lahan pertanian di tempatnya, di Desa Pungkit, Kecamatan Lopok, minimal mendapatkan dua kali musim tanam. Tapi kini kondisinya berubah, lahan pertanian malah mengering. “Padahal kami baru tanam tiga minggu yang lalu. Biasanya airnya tersedia, kini padinya sudah kering karena tidak ada air,” ungkap Arifin.
Dinas pertanian Kabupaten Sumbawa mencatat ratusan hektar padi gagal panen. Diantaranya ada yang rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat hingga mengalam puso. Lahan yang rusak ringan dan sedang juga terancam puso jika dalam waktu dekat tidak mendapatkan air.
Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa hingga, Jum’at (07/08/2015), di Kecamatan Plampang, dari 119 hektar luas keseluruhan lahan pertanian warga, 1 hektar mengalami rusak sedang, 11 hektar mengalami rusak berat dan 20 hektar sudah mengalami puso.
Di Kecamatan Maronge, sebanyak 15 hektar lahan pertanian milik warga mengalami rusak ringan, kategori rusak sedang mencapai 51 hektar, rusak berat mencapai 37 hektar dan yang sudah mengalami puso sebanyak lima hektar. Total lahan yang rusak mencapai 108 hektar dari total keseluruhan 140 hektar. Ancaman puso juga terjadi di Kecamatan ini, jika lahan pertanian yang rusak tidak mendapatkan air.
Di Moyo Utara, 60 hektar dari 185 hektar total keseluruhan lahan pertanian mengalami puso. Kecamatan Buer, dari 50 hektar luas lahan pertanian, sebanyak 7 hektar mengalami rusak berat dan lima hektar lahan pertanian sudah mengalami puso. Di Kecamatan Utan, 13 hektar dari total 162 hektar lahan pertanian mengalami rusak berat. Dari 207 hektar keseluruhan lahan pertanian di Kecamatan Moyo Hilir, 90 hektar mengalami rusak ringan. Puso juga menjadi ancaman, apabila semua lahan pertanian yang rusak tidak mendapatkan air dengan segera
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Talifuddin mengkonfirmasi musim kering tahun ini berbeda dengan musim kering tahun lalu. Dampak kekeringan ini membuat sumber air tanah ikut mongering.
“Bagi daerah tertentu yang memiliki sumber air, Dinas Pertanian akan memberikan bantuan mesin sesuai janji Menteri Pertanian. Dan akan menurunkan program cek dam, jaringan irigasi dan bendungan kecil,” ujar Talifuddin. (PSb)