Penulis: Imron Fhatoni (Humas Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Sumbawa Mataram) BAPAK Bupati Sumbawa yang saya hormati. Saya adalah orang yang paling percaya bahwa bapak bupati sangat mencintai Sumbawa sebagaimana saya dan ribuan mahasiswa lain yang tengah menempuh pendidikan di Lombok. Perkenalkan pak, nama saya Imron Fhatoni. Saya adalah mahasiswa dari kecamatan Empang, jauh di pelosok timur Kabupaten Sumbawa. Saya mengenal bapak jauh sebelum bapak menjadi bupati. Dulu, bapak pernah berkantor di Mataram. Tepatnya, Jalan Udayana No. 11, Selaparang, Dasan Agung. Saat itu bapak masih menjabat sebagai legislator bersama wakil-wakil…
Category: OPINI
Wacana Normalisasi Sungai Empang Tak Kunjung Direalisasi
Oleh : Imron Fhatoni (Mahasiswa asal Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa) Minggu ini saya menghabiskan waktu di kampung halaman, Empang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Saya hendak melakukan observasi kebahasaan di pesisir timur Sumbawa, sekitaran Teluk Saleh. Meski tugas ini telah rampung sejak dua hari yang lalu, namun saya memilih untuk menetap beberapa hari demi melepas rindu dengan keluarga.
OPINI : Kudu Paham Cara Kerja Kapitalis
Oleh : Muhammad Mada Gandhi (Pengamat Investasi Tambang Mineral) Itu duit dari Bank China dipinjam BRI, BNI dan Mandiri untuk infrastruktur namun dipinjamkan ke perusahaan Tuan Ripin untuk beli NNT lebih dari Rp 32 T. Bank-bank tersebut pasang badan ke China. Sementara Tuan Ripin ke bank itu pasang proyek tambang sebagai jaminan. Begitu dikabarkan asset Tuan Rifin nambah, maka harga sahamnya di bursa efek pun melonjak drastis. Untungnya berlibat lagi Bro. Cerdik bukan?
OPINI : Kenapa Pimpinan PKS Harus Segera Diganti???
Oleh: Mujiburahman, ST Simpatisan PKS Sumbawa, NTB Aksi walk out anggota FPKS DPR RI (30/5) dalam rapat paripurna yang dipimpin oleh Fahri Hamzah menunjukkan sejauhmana level atau tingkat kesadaran bernegara para pimpinan PKS. PKS adalah sebuah partai politik yang darinya para pemimpin republik dilahirkan. Sebagai partai politik yang memproduksi pejabat publik, maka kepatuhan pada hukum publik harus menjadi kesadaran mendasar para petinggi parpol.
Pilgub NTB : Jika Ingin Maju, Tinggalkan Politik Premordial
Oleh : Imron Fhatoni (Humas FKPPMS Mataram) Bola panas Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Nusa Tenggara Barat (NTB) sebentar lagi bergulir. Sejumlah kandidat calon sudah muncul ke permukaan. Secara tidak langsung, mereka hendak mengatakan bahwa “aku telah siap bertarung di medan laga”.
Membincang Persoalan Anggaran yang Berlarut (Uang Habis, Rakyat Tak Kebagian)
Oleh : Heri Kurniawansyah HS (Penerima Beasiswa LPDP RI Magister Departemen Kebijakan Publik Fisipol UGM & Fisip UNSA) Persoalan anggaran merupakan persoalan yang paling urgen dalam tatanan organisasi manapun, baik organisasi pemerintah maupun organisasi privat.
OPINI : Polemik Pembangunan Asrama Mahasiswa Sumbawa Mataram
Oleh : Imron Fhatoni Polemik pembangunan asrama mahasiswa Sumbawa – Mataram masih terus bergulir. Sejumlah mahasiswa mengeluhkan sikap Pemda Sumbawa yang terkesan acuh tak acuh terhadap permasalahan ini.
OPINI : Andai Aku Pemerintah Sumbawa
Oleh : Imron Fhatoni Ketua IKPPM – EMPANG (2015-2017) Saya sangat mengapresiasi program Pemerintah Kabupaten Sumbawa yang berfokus pada pembangunan infrastruktur jalan dan pelayanan publik, meski sampai sekarang belum berjalan maksimal seperti yang diharapkan. Setidaknya beberapa kasus kekinian telah membuktikan bahwa prosesi reformasi birokrasi masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah kita.
OPINI : Banjir Bima, Sebuah Ironi di Kota Tangguh
Oleh : Fathul Muin (Fasilitator BNPB untuk Program Desa Tangguh Bencana) Banjir Bima ternyata menyisahkan derita yang sungguh menyedihkan bagi masyarakat. Tidak disangka akan ada pederitaan sejauh itu. Meski tidak ada korban jiwa namun secara psikologis masyarakat sangat terpukul. Banyak sekali masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan logistik terutama pangan. Kok bisa ya? Inilah ironi di Kota tangguh bencana.
OPINI : Kami Abadikan Namamu Ibu di Sekolah RA Ash – Solekha
Oleh : Rosidah Resyad (Guru Bahasa Indonesia SMPN 3 Sumbawa) Ibuku tercinta lahir di Bima Tente 30 Oktober 1945. Wanita perantauan hidup dengan semangat dan prinsip yang kuat. Tulisan itu kubaca di buku harian kakakku, saat aku baru tahu membaca.