Sumbawa, pulausumbawanews.net – Sedekah Sekat merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lawin sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta Alam Semesta karena telah memberikan bumi tempat berpijak dengan segala rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia. Sedekah Sekat berasal dari kata Sedekah dan Zakat.

Perayaan Sadekah Sekat dipusatkan di Masjid Darussalam Desa Lawin pada Minggu (26/5/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa M Nurhisayat, ST, Camat Ropang Ditha Firsqy SIP, Ketua Dewan Masjid (DMI) Kabupaten Sumbawa Drs. Ahmad Syaichu Rauf, serta Kepala Desa , Sekdes dan BPD se-Kecamatan Ropang.

Acara Sedekah Sekat dimulai sekitar pukul 09.00 Wita di Masjid setempat yang hanya dihadiri oleh para laki-laki saja. Sedangkan wanita mempersiapkan makanan di rumah masing-masing. Pembukaan acara adat Sadekah Sekat, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran. Dilanjutkan dengan sambutan tokoh masyarakat seperti Kepala Desa (Kades) Lawin dan Camat Ropang.
Kepala Desa Lawin – Achdiat Kertamiharja menjelaskan Sadekah Sekat ini merupakan warisan leluhur yang diadakan setiap tahun pasca panen. Dalam mempersiapkan sadekah sekat ini, masing-masing masyarakat membuat makanan yang dinamakan timung.

Timung, kata Achdiat, merupakan sejenis makanan yang terbuat dari beras ketan dan santan dengan diberi sedikit garam yang dimasukkan ke dalam bambu, lalu dimasak dengan cara dibakar. Proses memasak timung atau nimung dilakukan sehari sebelum pelaksanaan sadekah sekat. “Timung Lawin berbeda rasanya dibanding Timung desa lain. Timung Lawin lebih lembut dan gurih rasanya. Ini berkat racikan ibu-ibu yang telah bekerja keras dan ikhlas dalam membuat timung,” ujar Achdiat disambut tepuk tangan hadirin.

Pada kesempatan yang sama, Camat Ropang Ditha Firsqy, SIP mengatakan, upacara adat Sedekah Sekat ini merupakan salah satu warisan nenek moyang Warga Desa Lawin yang harus dijaga dan dilestarikan. “Sebagai kepanjangan tangan Bupati Sumbawa, kami ingin menyampaikan apresiasi sedalam-dalamnya kepada Kepala Desa Lawin dan jajaran serta Tokoh Agama dan Tokoh Masayarakat Desa Lawin yang konsisten mempertahankan tradisi Sedekah Sekat ini tiap tahun. Tradisi ini merupakan bagian dari keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia yang harus dilestarikan,” papar Camat.
Acara dilanjutkan dengan ceramah agama yang bertemakan Sedekah dan Zakat oleh Dea Guru Drs Ahmad Syaichu Rauf. Dalam ceramahnya, Ustadz Syichu yang juga mantan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sumbawa ini mengulas seputar makna Sedekah dan Zakat.

Usai penutupan, kaum perempuan berduyun-duyun datang ke masjid mengantarkan makanan untuk santap siang. Makanan tersebut diletakkan ke dalam nampan, berisikan masing-masing dua porsi. Isi nampan berisi makanan berupa nasi dan lauk pauk seperti belut, udang, ayam, rarit (dendeng) dan sayur-sayuran. Sementara timung yang terkumpul kemudian dihitung dan dibagi sesuai dengan jumlah tamu undangan.

Desa Lawin memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.372 jiwa hingga Mei 2024 ini. Lokasinya sekitar 93 km dari kota Sumbawa Besar, berada di ketinggian sekitar 600 meter dari permukaan laut membuat suhu udaranya relatif sejuk. Panorama alamnya juga indah. Penduduk Desa Lawin yang berasal dari Suku Berco hidup dalam kesederhanaan. Dalam keseharian, masyarakat desa ini menggunakan bahasa Lawin sebagai bahasa utama.
Penduduknya didominasi oleh para petani atau peladang. Hasil pertanian utama selain padi, diantaranya kopi, kemiri, kakao, kelapa, dan lain-lain. (PSa)