Sumbawa, PSnews – Polisi sering diidentikkan dengan sosok yang seram dan menakutkan karena tugasnya yang mendorong mereka harus bertindak tegas terhadap pelaku kejahatan. Namun polisi yang satu ini justru sebaliknya. Meski badannya tegap dan tatapannya tajam, namun sangat rendah hati. Suasana sejuk itu terasa bila dia sedang berbicara, baik di hadapan orang banyak maupun dengan seseorang. Nadanya begitu lembut dan simpatik sehingga kesan menakutkan akan sirna dalam sekejap. Siapakah gerangan ?
Dia adalah AKBP Muhammad Suhanda, SIK yang menjabat sebagai Kapolres Sumbawa selama 1 tahun 6 bulan. Informasi yang diserap Pulau Sumbawa News, AKBP Muhammad Suhanda SIK diamanahkan untuk memegang jabatan Kapolres Kota Mataram menggantikan AKBP Heri Prihanto SIK yang dipromosi menjadi Wadir Intelkam Polda Lampung. Keputusan mutasi itu berdasarkan Surat Telegram Rahasia Kapolri tertanggal 2 Maret 2017.
Dalam STR Kapolri Nomor: ST/587/III/2017 yang ditandatangani Asisten SDM Polri, Irjen Pol Arief Sulistyanto itu, Kapolres Sumbawa akan dijabat AKBP Yusuf Sutejo yang saat ini menjabat Kabag Dalops Biro Operasi Polda NTB.
AKBP Muhammad Suhanda SIK di mata sebagian besar warga Sumbawa dianggap sebagai sosok pejabat yang ideal menjadi Kapolres di Tana Samawa. Hal ini tidaklah berlebihan, mengingat dalam falsafah Tau Samawa (warga Sumbawa) dikenal dengan istilah “adat barenti ke sara’, sara barenti ko kitabullah” (adat atau tata cara kehidupan sehari-hari Tau Samawa berpegang pada Syariat Islam). Dengan kepiawaiannya menjadi pendakwah hampir di setiap masjid yang ada di Kabupaten Sumbawa, tidak aneh bila pria yang bersahaja ini mudah diterima oleh masyarakat di semua tingkatan. Kehadiran AKBP Muhammad Suhanda SIK di Sumbawa sepertinya menjadi angin segar dari rasa traumatik masyarakat Sumbawa terhadap tindakan oknum polisi yang menyebabkan terbunuhnya dua orang mahasiswa Universitas Samawa (UNSA) Mustaqim pada tahun 2003 dan terbunuhnya Arniati tahun 2013. Setidaknya bisa membangun kembali citra polisi yang sempat terpuruk di mata masyarakat Sumbawa.
Saat diwawancarai beberapa waktu lalu, pria kelahiran Jawa Barat 4 Juli 1975 ini terkait kesediaannya menjadi khotib pada setiap Jumat di masjid-masjid, AKBP Muhammad Suhanda SIK mengatakan media dakwah sangat efektif dalam menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas pada masyarakat. “Sangat susah mengumpulkan orang banyak untuk menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya menjaga Kamtibmas. Tapi kalau hari Jum’at, begitu mendengar Allahu Akhbar, Allahu Akhbar masyarakat khususnya umat muslim akan berduyun-duyun datang ke Masjid. Dan kedatangan mereka ke Masjid berangkat dari lubuk hati, sehingga mudah untuk diberi pemahaman akan pentingnya menjaga Kamtibmas,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan AKBP Muhammad Suhanda SIK, dalam dakwahnya dirinya sering menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pentingnya menjaga ukhuwah. Ada 3 ukhuwah yang harus dijaga, yakni ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathaniyah dan ukhuwah Basyariyah. “Ukhuwah Islamiyah adalah mengakui bahwa sesama muslim di seluruh belahan dunia merupakan hubungan saudara yang patut dipertahankan, diperjuangkan haknya serta mendoakan untuk kebaikan. Ukhuwah Wathaniyah yaitu saling menjaga kerukunan antar umat beragama, saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia serta bersama sama menjunjung tinggi martabat bangsa di mata bangsa lain. Ukhuwah Basyariyah adalah merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari umat manusia. Dalam konteks ini, semua umat manusia sama-sama merupakan makhluk ciptaan Tuhan, tidak dibatasi oleh sekat-sekat primordial seperti agama, suku, ras, bahasa, jenis kelamin, dan sebagainya,” papar ustadz AKBP Muhammad.
Dengan gaya bahasa yang santun membuat warga Sumbawa menjadi tertarik. Bahkan perwira yang beristrikan wanita cantik asal Medan Sumatera Utara – Viviani Arfah kuwalahan menerima tawaran untuk mengisi khotbah dari sejumla pengurus masjid baik di dalam kota Sumbawa Besar maupun luar kota.
Pria yang dikarunai tiga orang anak, dua putri dan satu putra ini menganggap menjadi khatib merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Cara itu sangat efektif karena kesadaran masyarakat berangkat dari hatinya. Ketika hatinya disentuh dengan siraman rohani yang sejuk, maka akan tergugah.
Sehingga ketika ditawari oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Sumbawa untuk menjadi khotib pada Hari Raya Idul Fitri 1437 H tingkat Kabupaten, 6 Juli 2016 lalu, dia pun menyanggupinya.
Dalam memimpin, lulusan PTIK 2006 itu menerapkan konsep “Kerik Selamat” (adat Tau Samawa) sebagai acuan dalam menjaga Kamtibmas di Sumbawa. Pola manajemen kepemimpinan itu banyak dipelajari dari nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Tau Samawa. Nilai-niai tersebut antara lain, nilai musyakara, tokal barema (duduk bersama), kekerabatan, saling satingi (saling menghirmati), saling satotang (saling mengingatkan) dan saling tulung. Demikianlah secuil kisah tentang sosok AKBP Muhammad Suhanda SIK.
Di akun facebooknya yang diposting di Grup FB RUNGAN SAMAWA, Muhammad Suhanda menyampaikan permohonan pamit kepada warga Sumbawa. “Sehubungan dengan berakhirnya masa tugas kami sebagai Kapolres Sumbawa, dan selanjutnya mendapat amanah sebagai Kapolres Mataram, kami sekeluarga mohon diri dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan yang terjalin dengan baik selama ini. Kami mohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan selama ini baik dalam hubungan pribadi maupun kedinasan. Kami juga mohon maaf karena belum bisa berbuat yang terbaik untuk masyarakat Sumbawa,” ucap AKBP Muhammad Suhanda SIK.
Permohonan pamit ini pun mendapat sambutan hangat dari para netizen dan ikut mendo’akan agar karir Muhammad Suhanda terus meningkat. Para netizen berharap agar Kapolres yang baru bisa menyerupai sosok AKBP Muhammad Suhanda SIK yang rendah hati dan luhur budi. (PSa)