Oleh : Muhammad Ridwan
(Dewan Pertimbangan Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonseia Wil. IV menamatkan S-1 Budidaya Perikanan di Universitas Mataram dalam waktu 3 ½ tahun dengan predikat lulusan terbaik. Contac person, 081238714981)
Negara Indonesia adalah negara maritim yang memiliki banyak pulau baik yang bernama maupun yang belum bernama. Salah satunya adalah Pulau Sumbawa, dimana pulau ini memiliki sumber daya alam yang melimpah di sepanjang garis pantainya. Dibalik melimpahnya sumber daya alam tersebut masih terdapat masyarakat yang sebagian besar prasejahtera. Pemanfaatan yang berlebih (over exploitation) dan krisis ekonomi yang menyebabkan terjadinya persaingan untuk memperoleh sumber daya alam yang tersisa sehingga mengakibatkan terjadinya degradasi sumber daya alam. Sistem pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang secara terpadu yang dapat mengatisipasi terjadinya degradasi sumber daya alam tersebut. Upaya ini harus didukung oleh pemerintah untuk memberikan kesejahteraan mayarakat di daerah pesisir di pulau-pulau kecil.
Pulau Sumbawa dapat menjadi daerah yang maju berbasis kelautan dan perikanan. Hal ini sangat beralasan, karena perairan laut Sumbawa berada pada segitiga karang dunia (The Coral Triangle) yang memiliki biodeversitas laut tertinggi dan habitat bagi 76 % spesies terumbu karang di dunia. Sumbawa juga memiliki 62 buah pulau-pulau kecil. Keberadaan PPK tersebut tersebar dari ujung Kecamatan Alas sampai Kecamatan Tarano. Potensi pulau-pulau kecil ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Maka pengelolaan dan pengembangan akan potensi itu sudah saatnya dilakukan dengan serius.
Salah satu kawasan strategis dan memiliki gugusan pulau-pulau kecil yang memesona adalah Teluk Saleh. Secara geografis, kedudukan Teluk Saleh cukup menguntungkan, karena letaknya yang tidak terlalu sulit untuk dijangkau. Perairan Teluk ini menyumbangkan lebih dari 70 % potensi perairan budidaya laut Kabupaten Sumbawa. Perairan Teluk Saleh dengan luas 1.495 km dan panjang 282 km meliputi wilayah perairan Empang, Plampang, Lape/Lopok dan Moyo Hilir di Kabupaten Sumbawa. Sebagian wilayah Teluk Saleh berada di Kecamatan Manggelawa dan Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu. Perairannya yang tenang dengan gradasi warnanya bening bak kaca membuat siapa pun akan terus tertahan dan larut berenang. Sepanjang pantai ditaburi pasir putih yang halus serta gundukan bukit di pulau-pulau kecil-nya memberikan perbedaan yang khas dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Nilai tambah juga di perairan Teluk dengan julukan aquarium raksasa dunia ini berada di sekitar Gunung Tambora. Adapun beberapa pulau-pulau kecil yang mulai menarik perhatian wisatawan saat ini adalah Gili Panjang, Gili Meriam Besar, Gili Tapan, Gili Lipan, Gili Dompo, Gili Sentigi dan Gili Dangar Ode. Hampir seluruh Teluk Saleh dikelilingi oleh terumbu karang yang dapat ditemukan sampai kedalaman sekitar 15 meter dari permukaan laut. Serta beragamnya hayati bawah laut terutama sebaran dan kelimpahan ikan-ikan karang.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil; pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya diprioritaskan untuk salah satu kepentingan antara lain: konservasi, penelitian dan pengembangan, usaha perikanan-kelautan, pariwisata dan industri perikanan secara lestari. Teluk Saleh yang merupakan perairan yang terdiri dari pulau-pulau kecil dengan semua potensi yang dimilikinya, sepatutnya dikembangkan dengan prioritas kepentingan konservasi, pengembangan usaha perikanan dan kelautan terutama pengelolaan pariwisata. Berbagai objek wisata yang bisa dilakukan di gugusan PKK Teluk Saleh adalah snorkeling, diving, memancing, berenang, berperahu motor, menikmati panorama alam, trikking, hunting, dan camping. Selain melihat pemandangan, berfoto-foto dan juga memancing. Teluk Saleh memiliki potensi wisata yang lengkap dan beragam. Pengembangan wisata budidaya laut (marinculture); melihat proses budidaya ikan di Karamba Jaring Apung, memberi makan & memanen ikan, pengembangan wisata memancing di KJA, sport and recreation fishing, melihat praktek menanam dan memanen budidaya rumput laut, melihat-mengamati penyu, Spearfishing adventures (berburu ikan) dengan atau tanpa alat selam (SCUBA), yaitu berburu ikan dengan senjata harpoon atau panah bertujuan untuk menangkap/berburu ikan secara selektif, baik dari segi jenis maupun ukuran, dan wisata melihat atraksi lumba-lumba.
Kegiatan wisata tidak dapat dipungkiri akan selalu menjadi kebutuhan dasar setiap manusia untuk menghilangkan kejenuhan yang dilakukan setiap hari. Haryono dalam Agustina menyebutkan pariwisata adalah aktivitas dimana seseorang mencari kesenangan dengan menikmati berbagai hiburan yang dapat melepaskan kejenuhan. Melihat fakta bahwa manusia akan selalu membutuhkan wisata, maka industri pariwisata akan selalu menjadi hal yang tidak akan pernah mati. Kepulauan merupakan salah satu potensi tujuan wisata yang memberikan bentuk wisata yang berbeda dengan wisata pada daratan pada umumnya, hal ini disebabkan kondisi geogrfis kepulauan memiliki ciri yang khas. Daya tarik dalam merespon motivasi wisatawan untuk datang.
Semua potensi sumberdaya yang dimiliki Teluk Saleh belum dimanfaatkan secara optimal. Belum optimalnya kegiatan wisata disebabkan kurangnya dukungan pemerintah dalam mengembangkan Teluk Saleh menjadi suatu kawasan wisata bahari. Dukungan pemerintah dalam hal ketersediaan fasilitas yang mendukung perjalanan wisata bahari dan yang telah ada kondisinya tidak memadai. Kegiatan wisata dijalankan hanya dengan fasilitas yang seadanya, ditambah lagi dengan masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia di Teluk Saleh sehingga belum berkembang menjadi suatu kawasan wisata khususnya untuk diving dan snorkeling. Maka saat ini kebutuhan akan data dan informasi tentang kondisi dan keberadaan sumberdaya pulau-pulau kecil termasuk kesesuaian kawasan dan daya dukung Teluk Saleh penting untuk dimiliki dalam pengembangan wisata bahari nantinya.
Pengembangan kawasan Teluk Saleh menjadi pariwisata bahari harus menyediakan armada kapal penyeberangan, menyediakan jalur wisata ke beberapa Gili tersebut, menyediakan kelengkapan fasilitas pendukung pariwisata dengan tetap memperhatikan daya dukung pulau tersebut, membanngun jetty atau dermaga yang layak sebagai pusat akomodasi (zona pendukung pariwisata), menyediakan perlengkapan wisata seperti pelampung, paket alat snorkeling dan diving. Selanjutnya pengembangan alternatif dibutuhkan, untuk dapat memberikan nilai tambah khususnya bagi masyarakat setempat. Alternatif pengembangan yang tepat juga seharusnya dapat mendukung upaya pemulihan dan pemeliharaan lingkungan perairan. Pengembangan Teluk Saleh diperlukan kajian lebih lanjut yang akan menjadi acuan seperti pendekatan analisis ekosistem pesisir dan laut, sosial-ekonomi, kelembagaan, sarana wilayah, studi kasus kelayakan dan strategi. (***)