Sumbawa, PSnews – Bupati Sumbawa – HM Husni Djibril mengakui pelaksanaan Festival Moyo (Fesmo) 2016 telah terlaksana dengan lancar. Animo masyarakat Sumbawa juga begitu tinggi untuk mengikuti setiap agenda yang disediakan. “Sukses Festival Moyo 2016 ini saya harapkan bukan hanya sukses penyelenggaraan saja. Namun lebih dari itu, juga harus sukses hasil, sukses dampak yang selalu mampu menyuarakan nama Sumbawa untuk dikunjungi, dengan daya tarik budaya dan potensi objek wisata yang luar biasa,’’ tandas Bupati saat memberi sambutan pada acara Penutupan Fesmo 2016 di Kecamatan Utan Minggu (16/10/2016).
Menurut Bupati, meningkatnya kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara merupakan sukses dampak dari penyelenggaraan Festival Moyo. Hunian hotel yang tidak pernah sepi selama penyelenggaraan juga diharapkan akan berlanjut pada waktu-waktu yang akan datang. Perputaran ekonomi kreatif masyarakat juga diharapkan semakin menggeliat. Rumah makan, restoran, agen perjalanan, bahkan sampai tukang ojek pun diharapkan mampu memperoleh peningkatan pendapatan sebagai dampak positif dari penyelenggaraan Fesmo ini.
“Pemda saat ini pun akan terus melanjutkan branding Festival Moyo sebagai icon daya tarik wisatawan di Kabupaten Sumbawa. Menjadikan Festival Moyo sebagai cerminan pengembangan budaya, pelestarian dan penataan objek-objek wisata andalan,’’ pungkasnya.
Selama Fesmo Peredaran Uang di Sumbawa Rp9,9 Miliar
Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Umum Festival Moyo 2016 – Rasyidi 2016 melaporkan, selama 24 hari kegiatan Fesmo 2016 ada sekitar Rp 9,9 miliar peredaran uang yang terjadi di tengah masyarakat. Dari hasil evaluasi, kata Rasyidi, kunjungan tamu yang datang dari luar daerah cukup banyak. Dilihat dari kegiatan-kegiatan, aktifitas transportasi cukup padat, kemudian tingkat hunian hotel di Kabupaten Sumbawa juga cukup tinggi. Bahkan saat kegiatan drumband se Provinsi NTB, hotel yang ada di Sumbawa Besar tidak mampu menampung para tamu yang datang dari luar daerah.
Selain itu, kegiatan menonjol juga terjadi pada event lari 10 kilometer yang pesertanya juga datang dari luar daerah, termasuk atlet nasional. Menurutnya ini tergambar bahwa penyelenggaraan Fesmo 2016 bukan saja mengenal istilah ‘jeruk minum jeruk’, tapi ini bisa terjawab bahwa dalam perkembangan selama lima tahun sampai sekarang.
Rasyidi meyakini Fesmo dapat memberikan support terkait perkembangan ekonomi di Kabupaten Sumbawa. Selain itu juga mendukung upaya daerah dalam memelihara adat istiadat serta lainnya.
“Berdasarkan laporan dari dinas terkait, bahwa seluruh aktifitas sejak 23 September 2016, peredaran uang yang mampu terdeteksi sekitar Rp 9,9 miliar. Dan menurut tim inflasi dalam melakukan penilaian di lapangan tidak terlalu mempengaruhi harga yang berlaku. Oleh karena itu nilai uang dari Rp 9,9 miliar itu tidak mengganggu tingkat inflasi di daerah,’’ terangnya. (PSg)