Si Yatim Piatu Asal Sumbawa Kembali Menoreh Prestasi

Sumbawa, PSnews – Muhammad Ridwan (23), pemuda asal Sumbawa yang berhasil menamatkan jenjang strata satu dengan waktu 3,5 tahun di Universitas Mataram (Unram) kembali menoreh prestasi. Kisah inspiratif dalam hidupnya telah dibukukan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (RISTEKDIKTI), setelah sebelumnya mendapat penghargaan empat kali berturut-berturut memenangkan sayembara menulis tingkat regional dan nasional.
Buku yang diterbitkan oleh RISTEKDIKTI dengan judul Para Pembidik Mimpi menghimpun 99 Kisah Penerima Bidikmisi Berprestasi dan Ridwan adalah salah satunya. Semua mahasiswa yang terhimpun dalam buku tersebut memilki kemampuan di atas rata-rata sebagaimana karya-karya tersebut dipilih secara ketat dengan berbagai pertimbangan diantaranya kedalaman pesan cerita serta mampu menginspirasi mahasiswa-mahasiswa yang lain di tanah air. Buku yang penuh motivasi itu dijadikan kenang-kenangan dalam Temu Nasional Bidikmisi di beberapa waktu lalu. Bahkan diberikan pula kepada Presiden Joko Widodo dan bersamaan dengan HARTEKNAS yang juga dihadiri oleh bapak teknologi Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie.

Pemuda yang menjadi mahasiswa satu-satunya diwisuda diangkatannya bulan Maret 2016 yang lalu, menuturkan bahwa dirinya tidak tahu menahu telah dibukukan, meski sebelumnya tulisan tersebut pernah dicetak di Bengkulu dimana Ridwan meraih juara 1 nasional waktu itu. “Saya nggak tahu apa pun tentang buku yang diterbitkan oleh RISTEKDIKTI. Dua hari yang lalu tidak sengaja bertemu teman dari Fakultas Ekonomi dan kuliahnya gemilang asalnya juga Sumbawa. Dia mengatakan hebat masuk buku lagi, saya gak percaya mungkin ada Ridwan yang lain di Unram”, jelasnya.
Laki-laki kelahiran Desa Luk Kecamatan Rhee Kabupaten Sumbawa itu mengaku sudah memiliki enam buku antologi baik nasional maupun internasonal.

Bersama Pemakalah dari Jepang di Seminar Internasional
Bersama Pemakalah dari Jepang di Seminar Internasional

Tidak berhenti sampai di situ, Ridwan juga memiliki sederet prestasi lainnya. Semasa kuliahnya Ridwan beberapa kali menjadi pemakalah seminar nasional dan internasional. Demikian juga pernah meraih juara 1 Mawapres Perikanan, dan mendapatkan dana Program Kewirausahaan dari RISTEKDIKTI dengan judul Pemanfaatan Mikroalga Spirulina platensis sebagai Bahan Pewarna Alami dalam Pembuatan Mie Hijau Basah Kaya Gizi, serta mensejajarkan nama kampusnya dengan beberapa Universitas Ternama di Indonesia dalam ajang perlombaan Karya Tulis Ilmiah ia kerapkali berada di posisi satu.
Untuk diketahui, Ridwa adalah seorang anak yatim piatu yang menghabisi masa remajanya di Kecamatan Utan Sumbawa. Dia hidup sebagai anak yatim piatu sejak usianya 10 tahun. Ibunya wafat hanya selisih 38 hari dari wafatnya sang ayah. Meski ditinggal kedua orang tuanya, namun anak ini mampu bertahan dan terus berpretasi hingga kini.
Lulusan terbaik di Jurusan Perikanan ini, sering menulis puisi dan termuat di beberapa media lokal, regional maupun nasional. “Saya jatuh hati sama sajak sejak dari Sekolah Dasar. Dan mulai intens saat bersua dengan sastrawan senior Indonesia asal tana Samawa Dea Papen Dinullah Rayes. Saya sangat terkejut beliau Dea Papen tiba-tiba bertandang ke rumah saya di Luk sewaktu saya SMA. Bahkan sampai sekarang beliau tetap “memprovokasi” saya untuk terus menulis sajak”, tuturnya.

Baca puisi di Taman Budaya Mataram
Baca puisi di Taman Budaya Mataram

Si pengkoleksi buku ini memiliki jadwal membaca minimal 6 jam sehari harus membaca. Pemuda berusia 23 tahun ini menyampaikan bahwa anak-anak muda sekarang mesti banyak membaca dan mengurangi membaca status-status orang di media sosial. “Anak-anak muda Sumbawa juga sekarang banyak yang kreatif, cerdas dan mengharumkan nama daerah. Saya mengenal beberapa nama berjuang di rantauan, seperti Emen yang juga sama almamater sudah kerap kali membawa nama daerah dan seni budaya di beberapa negara tetangga, Haris Apriyanto pemuda asal Berora mahasiswa Unversitas Brawijaya sudah sekian kali mengelilingi negara-negara dan yang saya dengar terakhir mengikuti debat bahasa Inggris di Thessaloniki (kota kedua di Yunani) dan masuk final, ini sangat membanggakan. Bahkan masih banyak lagi pemuda cerdas dan tercerahkan asal Sumbawa,” ceritanya dengan penuh semangat. (Firmansyah)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment