Sumbawa, PSnews – Sebelum persidangan kasus Tipilu Pilkada Sumbawa Barat dimulai, pada Kamis (17/12/2015), terdakwa Fud Syaifuddin, bersedia untuk memberikan keterangan kepada wartawan. Ketika ditanyai mengenai dakwaan terhadap dirinya sehari sebelumnya dalam persidangan, Fud menilai bahwa semua dakwaan tersebut tidak benar.
“Menurut saya tidak benar, karena apapun yang saya kampanyekan tidak pernah menghujat atau menghina orang,” terang Fud Syaifuddin.
Ia menegaskan, selama kampanye tidak pernah mengajak orang untuk salah. Justeru dirinya menghargai dan mengingatkan penjabat Bupati untuk tidak main-main, menjaga kondusifitas daerah dan bertanggung jawab atas kondusifitas daerah Sumbawa Barat.
Sebagai PNS kata Fud, beliau (Plt Bupati, Abdul Hakim, red) merupakan PNS yang segala gerak tanduk sebagai pejabat public di dalam musim Pilkada berbau politik apa pun itu. Jangan itu, PNS yang melihat kampanye saja dianggap diduga berpolitik praktis, apalagi beliau selaku penanggung jawab daerah.
“Beliau seharusnya menjaga kondusifitas daerah, menyerukan kepada masyarakat, tidak melakukan tindakan yang diduga mendukung atau membackup pasangan lain. Itulah makanya kami warning kepada beliau jangan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan jabatan beliau, yang tidak sesuai dengan kapasitas beliau selaku penjabat Bupati dan PNS,” papar Fud.
Karena Abdul Hakim bukan orang Sumbawa Barat jelas Fud, maka tolong kondusifitas daerah dijaga. Jangan justeru melakukan gerak gerik politik praktis. Karena berdasarkan bukti yang dikantonginya, Plt Bupati Sumbawa Barat diketahui pernah mendampingi seorang ketua partai yang berkeliling di tiga tempat pada tanggal 29 Nopember bersamaan dengan pasangan calon tertentu.
“Karena beliau juga mengajak masyarakat untuk mendukung pasangan calon lain. Itu dasar kenapa saya mewarning beliau untuk netral, jangan tidak netral. Karena beliau PNS dan memiliki tanggung jawab besar selaku penjabat Bupati untuk menjaga kondusifitas daerah dan menyukseskan Pilkada di Sumbawa Barat,” papar Fud.
Bagaimana pak Fud menjaga kondusifitas daerah dengan adanya kasus ini? “Saya dari setiap kampanye, apalagi dalam kampanye yang dijadikan alat bukti di rekaman, saya menyerukan kepada seluruh konstituen dan simpatisan saya untuk menjaga kondusifitas daerah. Jangan saling mencela dan saling menghina,” demikian Fud.
Bagaimana dengan rencana gerakan masyarakat yang akan menggelar aksi damai yang ditujukan kepada Plt Bupati? Menurutnya, itu murni gerakan masyarakat bukan gerakan yang dimotori dirinya.
Untuk itu, Fud menyarankan kepada Plt Bupati Sumbawa Barat agar bersilaturrahim mendatangi ke pada tokoh masyarakat, ketua partai, atau mengundang mereka.
“Beliau bisa bersilaturrahim ke rumah pak Haji Firin selaku calon Bupati terpilih, bisa melakukan itu ke rumah pak Nur Yasin calon nomor 2 atau ke rumah saya tidak ada persoalan. Tapi ini dia hanya mengimbau dan mengimbau, tidak ada gerakan riil yang dilakukan oleh beliau,” kata Fud.
Mengenai adanya PNS yang mbalelo kepada Plt Bupati, Fud menilai bahwa hal tersebut merupakan urusan beliau selaku Plt Bupati sebagai penjabat dan penanggung jawab PNS tersebut. “Jangan kalau ada salah diserahkan ke kita, ketika enaknya diambil oleh dia,” imbuhnya.
Namun demikian Fud mengaku persoalan yang menjeratnya tersebut tidak membuat ada dendam darinya terhadap Abdul Hakim. Tapi diriniya tidak suka dengan gerakan maneuver politik Abdul Hakim karena merugikan dirinya selaku calon Wakil Bupati, sementara Abdul Hakim bukan.
Fud menambahkan, seharusnya Abdul Hakim memperlihatkan sikap kenegarawan sebagai pejabat publik dan tidak boleh memihak ke salah satu pasangan calon. Tapi yang ditunjukan lain dan indikasinya kuat mendukung salah satu pasangan calon. (PSb)