Naas, Seorang Pria Tewas saat Memetik Sarang Madu

Dompu, pulausumbawanews.net – Seorang pria meregang nyawa saat memetik sarang madu di tebing dekat lahan jagung Desa Taropo, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Pria berusia 28 tahun ini terjatuh dari tebing yang tingginya sekitar 50 meter. Peristiwa naas itu terjadi pada Selasa (12/07/2022).

Informasi yang diserap dari rekan korban, Kaharuddin menyebutkan, bahwa sebelum terjadi insiden tragis tersebut, korban sempat bekerja di lahan jagungnya. Beberapa saat kemudian, korban mengajaknya untuk pergi mengambil sarang madu yang lokasinya di tebing tidak jauh dari ladang jagungnya. Saat tiba di lokasi, korban langsung memanjat tebing dengan membawa tali pengaman. Namun tak disangka, tali pengaman pun putus, sehingga korban terjatuh dari tebing. “Korban terjatuh dan mengalami pecah kepala,” ungkap Kaharuddin.

Melihat temannya terjatuh dan meninggal di tempat, saksi langsung pulang ke kampung yang jaraknya sekitar 7 km, untuk memberi tahu serta meminta bantuan kepada warga. Sekitar pukul 23.30 wita, korban dievakuasi dan tiba di rumah duka.

Atas kejadian tersebut Kapolsek Kilo AKP Yuliansyah langsung memerintahkan Bhabinkamtibmas Desa Taropo dan Kanit Intelkam Polsek Kilo turun kelokasi kediaman duka.

Diketahui korban bernama MMA (28 Tahun) merupakan warga Desa Taropo, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu meninggal dunia terjatuh di ketinggian tebing 50 M yang mengakibatkan korban pecah kepala.

Dihubungi Kasi Humas IPDA Akhmad Marzuki membenarkan bahwa sebelumnya korban dan temannya berangkat dari rumah untuk bekerja di ladang jagungnya. Seusai bekerja di ladan, korban bersama temannya merencanakan untuk mengambil sarang madu yang jaraknya 1 kilometer dari ladangnya. “Kemudian sesampainya di tempat tujuan korban langsung naik tebing yang ketinggiannya 50 M. Akibat tidak kuat menahan beban, tali pengaman putus mengakibatkan korban terjatuh dan meninggal dunia di tempat,” ungkap Marzuki Rabu 13 Juli 2022 di ruangan kerjanya.

Redi menyebut dari keterangan yang di dapat bahwa korban dan saksi yang mengetahui kejadian tersebut masih memiliki hubungan keluarga, tepatnya sepupu. “Dan keduannya sama- sama bisu ( tunawicara),” bebernya.

Atas kejadian itu, pihak keluarga menerima dengan ikhlas. (PSp)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment