Pendemo Blokir Jalan Masuk Tambang Batu Hijau

Sumbawa Barat, PSnews – Tambang Batu Hijau Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) kembali menorehkan luka bagi warga lingkar tambang. Sejak dilakukannya pengalihan manajemen dari PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) beberapa waktu lalu, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) sebagai pemegang manajemen yang baru dianggap sangat mengecewakan baik bagi karyawannya maupun warga sekitar.  

Dalam melakukan pekerjaannya, AMNT merangkul perusahaan asing MacMahon yang selanjutnya membuka lowongan perkerjaan beberapa hari lalu. Namun hasil rekruitmen mendapat protes warga lingkar tambang. Seratus lebih orang menggelar aksi demontrasi pada Senin (29/1/2018) di Gate PT AMNT Desa Benete Kecamatan Maluk KSB. Pendemo melakukan penghadangan kendaraan karyawan di portal gate 21 Alpha Benete PT AMNT bagian Timur dan Barat.

Infomrasi yang diperoleh media ini mengungkapkan, bahwa aksi demo atau unjuk rasa ini dilakukan oleh 143 orang terdiri dari pemuda Kecamatan Jereweh, Pemuda Desa Benete dan Gabungan Pemuda 4 Desa Kecamatan Maluk. Jumlahnya sekitar 142 orang dengan rincian Pemuda Jereweh 59 orang, Benete 48 oraang dan Gabungan Pemuda 4 Desa Kecamatan Maluk sebanyak 35 orang. Adapun pemuda yang melakukan aksi unjuk rasa tersebut merupakan peserta seleksi penerimaan tenaga kerja PT Macmahon Indonesia yang dinyatakan tidak lulus dalam tes tulis.

Pendemo melakukan penghadangan kendaraan karyawan di portal gate 21 Alpha Benete PT AMNT bagian Timur dan Barat

Dalam aksinya menyampaikan tuntutannya, antara lain, menolak hasil seleksi dari Tim Rekrutmen, mendesak Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati KSB untuk menghentikan proses rekrutment. Mereka juga meminta agar diberikan tambahan kuota terhadap masyarakat Lingkar Tambang yaitu Kecamatan Jereweh, Kecamatan Maluk dan Kecamatan Sekongkang sebanyak 400 orang dari Non skill. “Pindahkan pipa tailing dan sumur tambang tersebut ke Taliwang atau Seteluk yang mana jumlah kelulusan rekrutmen lebih banyak di sana. Penyumbang PAD terbesar untuk KSB adalah wilayah lingkar tambang, sedangkan Taliwang dan Seteluk apa yang bisa diharapkan menghasilkan PAD ? Namun malah kami masyarakat lingkar tambang tidak diberikan kesempatan untuk bekerja di tempat kami sendiri,” kata Adiv saat berosasi di lokasi demo.

Adiv menilai tim rekrutmen tidak Independen. “Siapa yang perintahkan Bupati menjadi ketua tim, kenapa juga di dalam team itu ada orang politik yang notabenenya akan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD,” ungkapnya.

Padahal. katanya, di dalam tim rekruitmen tersebut terdapat 5 orang anggota DPRD KASB dari Dapil 3, tapi hanya diam saja melihat rakyatnya kesulitan mencari kerja. “Kita minta agar Bupati dan DPRD datang untuk menemui kita di sini, jika tidak maka kita tidak akan bubar,” ancamnya.

Hal senada juga disampaikan pendemo lainnya, Arifin. “Kami masyarakat lingkar tambang adalah yang paling merasakan dampak negatif dari aktifitas pertambangan itu. Sungguh ironis ketika yang mendominasi kelulusan dalam proses rekrutment ini malah lebih banyak masyarakat dari Taliwang dan Seteluk. Pindahkan saja pipa tailing dan sumur tambang itu ke Lebo supaya mereka bisa menikmatinya,” ujar Arifin.

Mereka meminta agar proses rekrutmen ini segera dihentikan dan dilakukan rekrutmen ulang dengan melibatkan aparatur desa. Pasalnya pihak pemerintah desa dianggap lebih mengetahui dengan pasti masyarakatnya sendiri dibanding pihak lain. “Kami minta agar kuota Non lokal diganti menjadi kuota masyarakat lingkar tambang. Lingkar tambang sebaiknya menjadi Kabupaten sendiri agar masyarakat lebih sejahtera,” cetusnya.

Mereka mendesak Bupati KSB agar datang ke lokasi demo. Bila bupati tidak datang, mereka mengancam akan mendirikan terop di lokasi aksi.

Sekitar pukul 07.45 wita, beberapa pejabat pemerintah mendatangi lokasi aksi demo. Para pejabat yang datang, antara lain Camat Maluk, Kades Benete, Kades Bukit Damai, Kades Mantun, Kades Bukit Damai dan Kades Pasir Putih.
Para pejabat tersebut menghimbau massa aksi agar tidak berbuat anarkis. “Jangan mudah terprovokasi dan jangan mudah ditunggangi. Demo adalah hak setiap warga. Silahkan saja demo, tapi jangan berbuat anarkis dan mengganggu ketertiban umum yang lalu-lalang di jalan umum karena mereka yang lalu- lalang itu juga mencari rejeki,” pesan Camat Maluk.

Camat Maluk menyampaikan, bahwa pengumuman sudah ada dan itulah hasilnya. Tim rekrutmen terdiri dari 11 orang meliputi 6 orang dari perusahaan dan 5 dari Pemda.

Tokoh Masyarakat Sekongkang Kris Sukardi menemui para pendemo dan menyampaikan bahwa dirinya akan menemui Bupati guna mempertanyakan kenapa jumlah warga Seteluk lebih besar yang diluluskan dibanding pelamar dari Kecamatan Lingkar Tambang.
Sekitar pukul 08.15 wita, Kapolres KSB, AKBP Andy Hermawan SIK menemui Kris Sukardi dan sejumlah Korlap aksi di Gate Benete.

Pada pertemuan itu Kris Sukardi mengungkapkan bahwa dirinya selaku koordinir para pencari kerja di lingkar tambang akan menghadap ke bupati, dan meminta kepada Kapolres untuk membiarkan aksi ini sampai ada hasil pertemuan dengan bupati.

Menanggapi hal itu, Kapolres mengharapkan agar pertemuan Kris Sukardi dengan Bupati KSB menuai hasil yang baik. “Semoga medapat pencerahan dari hasil pertemuan dengan Bupati,” ujar Kapolres.
Namun kapolres meminta kepada para pendmo agar membuka akses jalan dulu untuk kelancaran aktifitas tambang. “Percayakan kepada pihak kepolisian untuk menjaga aksi ini berjalan lancar,” tandas Kapolres.

Namun para pengunjuk rasa bersikukuh untuk tidak membuka blokir jalan sambil menunggu hasil pertemuan Kris Sukardi dengan Bupati KSB. Kapolres pun memberi kesempatan kepada Kris Sukardi untuk menemu Bupati. HIngga berita ini ditayangkan, belum diketahui hasil pertemuan Kris Sukardi dengan Bupati KSB.
Sementara aksi unjuk rasa tersebut mendapat pengawalan ketat dari gabungan aparat Polsek Maluk, Polres dan Brimob Subden 4 Den A Sekongkang. (PSr)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment