Sumbawa, PSnews – Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu daerah sentra jagung di Indonesia. Dari tahun ke tahun, pemerintah pusat menambah luas areal tanam jagung sehingga pada tahun 2017 ini, Kabupaten Sumbawa ditargetkan seluas 71.000 hektar atau sekitar 35.485 ton. Melihat kondisi tersebut, Dinas Peternakan (Disnak) bersama Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa berencana akan melakukan Integrated Farming (system pertanian dan peternakan terpadu) yakni dengan mengintegrasikan keberadaan tanaman jagung dengan peternakan sapi serta tanaman Lamtoro.
Kepala Disnak Kabupaten Sumbawa, Talifuddin yang dikonfirmasi Selasa (25/04/2017) memaparkan, limbah tanaman jagung tergolong banyak dan dapat menjadi pakan ternak. Dengan penerapan tanaman jagung yang diintegrasikan dengan peternakan, akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sebab pola ini dilakukan pada masing – masing lahan kelompok tani. “Secara teknis, setiap 7 meter tanaman jagung akan diselingi dengan tanaman lamtoro sekitar satu meter sebagai tanaman hijauan, sehingga dalam satu lahan ada dua pakan ternak yakni dari tanaman jagung dan Lamtoro,” jelas Talifuddin.
Selain limbah jagung untuk pakan ternak, dipilihnya tanaman lamtoro karena kaya dengan protein sekaligus pohonnya dapat menahan erosi pada lahan. Kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan untuk pupuk, sehingga tidak ada yang terbuang. “Saya bersama Kepala Distan Kabupaten Sumbawa telah mendatangi Dirjen di Kementerian Pertanian RI belum lama ini untuk mengajukan usulan tersebut, namun harus melalui e-Proposal sebagai standar operasional Kementerian. Kami selalu intens melakukan kordinasi, semoga program ini segera disetujui oleh Dirjen supaya tahun 2018 mendatang sudah action di lapangan,” beber Talifuddin.
Secara terpisah, Kadis Pertanian Kabupaten Sumbawa, Tarunawan mengaku sangat mendukung program tersebut, sebab selama ini limbah jagung mulai dari akar, batang, daun, tongkol, banyak yang sia – sia terkadang dibakar oleh pemilik lahan setelah tercukupi untuk pakan ternak. Dengan penerapan program pertanian dan peternakan terpadu yang mengintegrasikan tanaman jagung dengan ternak sapi serta tanaman lamtoro, petani tidak lagi mengalami kesulitan untuk pakan ternaknya. Bahkan kotoran sapi dapat dijadikan pupuk sehingga tidak ada yang disia – siakan oleh kelompok tani dalam satu lahan. “Kami sangat mengapresiasi program ini, semoga program ini segera terealisasi demi kemajuan petani kedepan,” ujar Tarunawan. (PSj)