Kyai Zul Kembali Ditetapkan sebagai Pariwa Adat Kemuter Telu

Sumbawa, PSnews – DR KH Zulkifli Muhadli, SH,MM atau yang biasa disebut Kyai Zul kembali dipilih oleh Sultan Sumbawa – Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV menjadi Pariwa Adat Kemutar Telu. Amanah yang dipercayakan kepada Bupati Sumbawa Barat dua periode 2005—2015 tersebut, telah ditetapkan dalam Mudzakara Rea Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) yang dipimpin Sultan Sumbawa di Istana Dalam Loka, Minggu (18/12).

Kyai Zul (ketiga dari kiri) menerima ucapan selamat dari para peserta Mudzakara Rea

 

 

 

 

 

 

Penetapan Kyai Zul sebagai Pariwa Adat Kemuter Telu ini juga disaksikan oleh Bupati Sumbawa HM Husni Djibril dan Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin. Hadir pula sejumlah wakil rakyat, antara lain Anggota DPRD Provinsi NTB (Dapil Kabupaten Sumbawa-Kabupaten Sumbawa Barat) Nurdin Ranggabarani, Pimpinan DPRD Sumbawa Arahman Alamudy, Pimpinan DPRD Kabupaten Sumbawa Barat Amir Ma’ruf, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Sumbawa, IKS & Ikasum se-Indonesia, pemuka adat dan tokoh masyarakat Sumbawa dari berbagai daerah.

Menanggapi amanah tersebut, Kyai Zul menghaturkan terima kasih kepada Sultan Sumbawa dengan hak prerogatifnya memberikan amanah kembali pada dirinya untuk menjadi Pariwa Adat Kemutar Telu untuk masa bhakti berikutnya. Ia berharap dengan melaksanakan amanah ini kelak akan menjadi amal jariyah.
“Patut disyukuri, Allah telah menakdirkan Adat Samawa Barenti Lako Sara, Sara Barenti Ko Kitabullah. Maknanya, Adat Sumbawa harus diwarnai oleh Islam. Ketika adat itu tidak Islam, tentu harus dikoreksi. Karenanya jika berbicara dan mengamalkan adat barenti lako sara, sara barenti lako kitabullah, Tau Samawa sudah benar-benar melanjutkan pekerjaan Rasullah SAW,” kata Kyai Zul saat diberi mandat untuk berpidato di ajang Mudzakara Rea LATS di Istana Dalam Loka.

Suasana Mudsakara Rea LATS di Istana Dalam Loka

Hal ini, lanjut Kyai Zul, merupakan amal ibadah dan dakwah yang luar biasa. Ada lima hal yang harus dijaga oleh pemangku adat tana Samawa ini, yakni menjaga agama ini agar tidak melenceng yang merupakan pekerjaan yang sangat berat. Kemudian menjaga cara berfikir Tau Samawa agar logis dan benar. Selanjutnya menjaga agar keturunan tetap baik dan tidak rusak. Pemangku adat Samawa ini juga diperintahkan menjaga harta benda warga Sumbawa agar halalan toyyiban dengan tidak mengganggu harta benda orang lain. Terakhir, menjaga jiwa Tau Samawa supaya saling menghormati dan tidak mengganggu orang lain.
“Alhamdulillah Sultan menerima amanah ini dengan penuh pengorbanan, tidak ada keuntungan apa-apa bagi Sultan. Yang ada hanya berkorban untuk adat dan Tana Samawa. Sementara untuk kita yang menjadi pemerhati dan peduli pada adat Tana Samawa ini, mari kita ikhlaskan niat bahwa ini untuk masa depan anak-anak kita, keturunan kita, keluarga kita, masyarakat kita dan agama kita. Mari kita berpikir bagaimana caranya menjaga kekayaan alam yang ada di Tana Samawa ini,” tandas Kyai Zul. (PSg)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment