Sumbawa, PSnews – Jangan kira buah sawo tidak dapat diolah menjadi dodol atau selai layaknya buah yang lain. Setidaknya itulah tantangan yang dihadapi mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang sedang menuanaikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Sela Desa Batu Tering Kecamatan Moyohulu.
Sawo merupakan tanaman buah yang mempunyai rasa manis berkulit tipis dan berbuah tebal. Siapa sangka dibalik ketidakpopuleran pamor sawo, ternyata buah yang lekat dengan rasa manis ini kaya akan kandungan gizi yang lengkap. Seperti halnya buah-buahan jenis lain, buah sawo juga sangat potensial terutama dari segi ekonomis. Terlebih lagi sebaran buah sawo bisa dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia dan salah satunya pulau Sumbawa. Konon buah sawo Sumbawa lebih manis dibanding buah sawo yang berasal dari daerah lain. Dan tanaman sawo ini banyak dijumpai di Desa Batu Tering. Hampir semua rumah warga desa setempat setidaknya terdapat satu pohon buah yang kaya akan glukosa dan fruktosa tersebut. Meski demikian, warga setempat belum mengetahui cara mengelola buah sawo sehingga bisa meningkatkan nilai jualnya. Selama ini, buah sawo lebih banyak untuk dikonsumsi sendiri oleh pemiliknya. Padahal bila dapat diolah menjadi sebuah produk, maka daya jual buah sawo akan sangat tinggi.
Mendongkrak daya jual sawo menjadi sasaran efektif bagi mahasiswa UTS untuk mengajak masyarakat setempat menjadikan buah sawo lebih bernilai.
Dari fenomena yang ada mahasiswa UTS kelompok 9 kemudian mengadakan program pelatihan merubah buah sawo menjadi olahan baru, pada hari Jum’at (5/8). Pelatihan teresebut juga dihadiri oleh pengurus PKK setempat.
Menurut mahasiswa, pengolahan buah sawo sebagai kegiatan yang patut digalakkan mengingat potensinya sangat besar untuk dikembangkan. Pelatihan yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Dusun Sela Desa Batu Tering ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah buah sawo dengan mengolahnya menjadi beberapa macam produk olahan, seperti dodol sawo dan selai sawo yang nantinya akan dijadikan souvenir khas Desa Batu Tering menuju Desa Wisata.
“Diperlukan kerja sama yang sinergis antara masyarakat Desa Batu Tering dengan mahasiswa dalam menangkap peluang usaha olahan sawo”, ungkap Mariam Sekretaris PKK Desa Batu Tering.
Tidak hanya itu, pelatihan ini diharapkan dapat berkelanjutan hingga tahap pemasaran produk yang salah satunya dimulai dari penjajakan kemitraan dengan pelaku pasar-pasar modern sebagai bentuk perluasan pangsa pasar dan pada akhirnya bukan tidak mungkin olahan buah sawo Batu Tering menjadi icon agrowisata. (intan)