Kapolres Sumbawa Jadi Khotib Sholat Ied

Sumbawa, PSnews – Tugas polisi sebagai pengayom dan pelayan masyarakat rupanya tidak sekedar dianggap sebagai jargon semata. Ini benar-benar diperlihatkan oleh orang nomor satu di Kepolisian Resort Sumbawa – AKBP Muhammad Suhanda, SIK sejak dipercaya menjadi Kapolres beberapa bulan lalu. Saat berada di Sumbawa, Muhammad Suhanda sering menjadi khotib di sejumlah Masjid. Kini pejabat yang rendah hati ini diminta oleh Pemerintah Daerah setempat untuk menjadi khotib Sholat Idul Fitri 1437 H yang dipusatkan di Lapangan Pahlawan kota Sumbawa Besar, Rabu (6/7/2016).
Sholat Idul Fitri di lapangan Pahlawan Sumbawa 2016Pada khotbahnya, AKBP Muhammad Suhanda mengusung tema Lima Bekal Ramadhan Dalam Membangun Tau dan Tana Samawa yang Hebat Bermartabat”.
Kapolres yang fasih melafalkan firman Allah SWT dan hadist Nabi Muhammad SAW ini cukup mengundang decak kagum ribuan jamaah yang menghadiri sholat ied. Seusai sholat ied, mereka tidak segera beranjak pulang. Seolah ingin mengenal lebih jauh, para jamaah justru semakin seius menyimak isi khotbah Kapolres.

Inilah petikan khotbah Kapolres Sumbawa AKBP Muhammad Suhanda SIK.
– Bekal pertama dalam membangun masyarakat yang hebat dan bermartabat adalah “mental dan kesabaran”. Dan tarbiyah utama dalam bulan Ramadhan adalah melatih diri agar mampu mengedalikan hawa nafsu dari syahwat perut dan kemaluan.
-Bekal kedua adalah adalah “Semangat Kerja Keras dan Disiplin”. Ramadhan merupakan bulan yang berlimpah peluang amal ibadah. Dari mulai bangun malam untuk sahur, siang hari menahan lapar dahaga, hingga malam hari bertarawih dan tadarus dengan tetap penuh semangat. Bukan saja mengisi Ramadhan dengan amal ibadah, dalam kondisi berpuasa pun juga tetap terus menjalani aktifitas dan pekerjaan.
-Bekal ketiga “Optimisme dan Tawakkal”. Rasulullah SAW telah menjanjikan, “bahwa bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraan ketika dia berbuka dan ketika berjumpa dengan Rabbinya”. (HR Muslim). Dengan semangat yang sama itulah semestinya tetap berdiri tegak menjalani kehidupan ini. Dengan optimisme dan terus berusaha itulah, tercipta rasa tawakkal dalam diri, yang kemudian akan mengantarkan kemudahan dalam setiap urusan.
-Bekal keempat adalah “Semangat Kebersamaan dan Berbagi”. Saat Ramadhan banyak momentum kebersamaan yang indah untuk dikenang, dari mulai buka bersama, sholat tarawih dan juga tadarusan. Semua bersemangat dalam menyiapkan hidangan berbuka, salah satunya karena motivasi dari Rasulullah SAW: Begitu juga di akhir Ramadhan dilatih berbagi dengan mengeluarkan kewajiban zakat fitrah, yang hikmahnya selain sebagai bentuk mensucikan puasa dari noda dan dosa, juga berbagi untuk orang-orang miskin, agar mereka pun bisa menikmati hari raya penuh gembira, jauh dari lapar dan derita. Kebersamaan dan semangat berbagi itulah yang harus senantiasa dilestarikan di hari-hari luar Ramadhan, khususnya dalam membangun masyarakat Samawa yang hebat dan bermartabat.
– Bekal kelima adalah “Taqwa dan Spiritual”. Rejeki pemberian dari Allah SWT, harus diyakini akan mendapatkannya, apapun kondisi perekonomian yang terjadi di negeri ini. Rejeki itu diupayakan dengan bekerja keras dan meningkatkan ketaqwaan diri kepada Allah SWT. Bulan Ramadhan dengan rangkaian amal ibadahnya yang begitu padat, semestinya meningkatkan keimanan dan menempa ketakwaan jauh lebih baik dari sebelumnya. Salah satu kunci rezeki yang dijanjikan Allah SWT adalah dengan meninggalkan kemaksiatan dan banyak beristigfar sebagaimana yang biasa dilakukan khususnya dalam bulan Ramadhan.

 

Kapolres selanjutnya mengajak seluruh masyarakat untuk membina persatuan dan kesatuan dalam membangun Tau dan Tana Samawa yang hebat adan bermartabat. Karena tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, dan tidak ada kekuatan tanpa persatuan dan kesatuan. Karenanya langkah awal untuk mewujudkannya, harus saling mengenal, menghargai, dan bertoleransi. Bukan sebaliknya saling menutup diri, melecehkan, menghina membangga-banggakan kelompok, suku bangsa, maupun daerah masing-masing. Sebab sifat-sifat seperti itu merupakan cikal bakal perpecahan, pertikaian dan tidak mustahil penyebab terjadinya disintegrasi bangsa hingga hancurnya negeri ini. “Perbedaan ideologi, organisasi, agama, adat istiadat, suku bangsa dan bahasa harus menjadi jembatan emas guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, mulai detik ini kita samakan langkah, seragamkan gerak satukan persepsi, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Perbedaan jangan melahirkan perpecahan, tapi hendaknya perbedaan menjadikan kita harus saling menghargai dan melengkapi,” pungkas Kapolres. (PSc)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment