Eks Tambang PTNMR Disulap Jadi Kebun Raya (Bagian 2)

Aktifitas pertambangan PT Newmont Minahasa Raya (PTNMR) sudah tidak lagi terlihat sejak belasan tahun lalu. Walau begitu perusahaan tidak langsung meninggalkan eks area pertambangan, karena masih berkewajiban mengembalikan fungsi lahan yang telah dikeruk menjadi hutan. Dan saat ini, kondisi hutan yang dulunya sempat gersang, kini sudah kembali hijau, bahkan lebih lebat dari sebelumnya.

Selama masa reklamasi PT NMR sudah melakukan penanaman kembali pohon-pohon di areal bekas tambang. Ada 155.814 pohon yang tumbuh dengan subur di area reklamasi, dan terdapat 145 spesies tanaman dari 59 famili pepohonan.

Jerry Kojansow
Jerry Kojansow

Environmental Manager PTNMR – Jerry Kojansow menjelaskan PT Newmont Minahasa Raya berkeinginan menjadikan hutan reklamasi itu sebagai kebun raya. Ketika keinginan itu terwujud, maka lahan tersebut akan menjadi kebun raya pertama di dunia yang bekas tambang emas. Dan itu berada di Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara.

Dalam mewujudkan keinginan tersebut, perusahaan pun melibatkan pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten. Termasuk Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dan LIPI.
“Ide kenapa kita mau menjadikan lahan ini sebagai kebun raya, karena kita mau hutan yang ada di sini yang telah direklamasi dapat terjaga terus,’’ terang Jerry kepada rombongan wartawan Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Mengetahui rencana tersebut, Kementerian Kehutanan RI pun menyetujuinya. Menteri Kehutanan RI kemudian mengeluarkan Surat Keputusan nomor 175/Menhut-II/2014 pada 19 Februari 2014 tentang Penetapan Hutan dengan Tujuan Khusus untuk Hutan Penelitian, Pengembangan dan Pendidikan Lingkungan dalam bentuk Kebun Raya pada kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Minahasa Tenggara seluas sekitar 221 hektare pada area lahan bekas tambang PT Newmont Minahasa Raya.

Selain itu, rencana pembangunan kebun raya di Ratatotok ini juga tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Nomor 3 tahun 2015. Sesuai Perda tersebut, kebun kaya ini akan dinamakan Kebun Raya Megawati Soekarno Putri.

Dijelaskan, masterplan dan maket kebun raya ini disusun oleh Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dan LIPI. Sebelumnya, pihak tersebut telah melakukan survey di area yang akan dijadikan kebun raya untuk mengetahui lebih jelas kondisi di lapangan.

Lubang fit Tambang PTNMR
Sumur fit Tambang PTNMR

Menurut Jerry, membangun sebuah kebun raya membutuhkan waktu lama. Pembangunan infrastruktur kebun raya diperkirakan memakan waktu 5 – 7 tahun. Dan pembangunan hingga tuntas seluruhnya sekitar 10 tahun. Untuk itu, pihaknya komit mendampingi Pemerintah dalam menjadikan daerah bekas tambang menjadi kebun raya. ‘”Pembangunan kebun raya di Ratatotok masuk dalam Road Map Pembangunan Kebun Raya Non Perkotaan tahun 2015 – 2019 dari Dirjen Penataan Ruang Kementerian PU dan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPI. Dan pembangunannya akan dimulai setelah mendapatkan persetujuan penganggaran negara lewat APBN yang akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Bupati Minahasa Tenggara pada akhir November 2015 lalu telah menyerahkan proposal pembangunan kebun raya ini kepada Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia,’’ paparnya.

Untuk diketahui, analisis vegetasi di hutan reklamasi PTNMR terdapat 86 jenis dan 30 suku pohon di antaranya Nauclea Chinensis, Peltophorum Pterocarpum, Trema Oreintalis, Dracontomelon Dao, Cananga Odorata dan Alstonia Spectabilis. Bahkan di hutan sekundernya pun ditemukan jenis-jenis tanaman hias yaitu jenis Aglaonema Sp, Begonia Isoptera, Nervillia Sp, Homalomena Cordata dan Amorphophallus Sp. Termasuk berbagai keanekaragaman satwanya seperti terdapat 73 jenis burung, beberapa jenis serangga penting seperti polinator, pengurai, predator dan parasit.

Aktifitas nelayan di Teluk Buyat
Aktifitas nelayan di Teluk Buyat

Selain di daratan, kawasan bawah laut teluk Buyat pun tidak kalah indahnya yang sangat cocok sebagai lokasi menyelam. Pasalnya, PTNMR juga ikut membantu melakukan koservasi hayati laut seperti terumbu karang dan perhatian pada nelayan. Di wilayah sekitar itu terdapat 26 famili, 72 genera, 150 spesies dan 9.006 individu ikan yang hidup sehat pada terumbu karang buatan. “Daerah kita sudah ada potensi diving dan telah dikunjungi banyak wisatawan dari mancanegara. Ada salah satu pengembangan keberlanjutan kita, yaitu salah satu koral karang otak. Ada salah satu warga Jerman, dia pernah menyelam di sini. Dan dia bilang kalau ini satu-satunya (Karang otak terbesar) yang pernah dia lihat di dunia . Dia bilang Kemungkinan, karang otak ini sudah hidup dari zaman purbakala dan sampai kearang masih hidup,’’ demikian Jerry.

Sejauh mata memandang, wilayah eks pertambangan PTNMR memang terpelihara dengan baik. Hal itu sudah dilakukan sejak belasan tahun lalu. Tidak hanya pascapenutupan tambang, tapi sudah sejak PTNMR beroperasi, dengan membedayakan masyarakat yang ada diwilayah sekitar tambang. Sehingga sampai saat ini, wilayah tersebut masih terpelihara. Baik di area hutan reklamasi, perkampungan, maupun wilayah pantai dan dalam lautnya. (Agung Widiastono)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment