Disayangkan Program SPR Bukan untuk Kerbau

Sumbawa, PSnews – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa – Ilham Mustami menyayangkan program Sentra Peternakan Rakyat (SPR) yang dijalankan di Kabupaten Sumbawa bukan untuk kerbau. Program dari Kementerian Pertanian itu malah untuk sapi, yang sejauh ini sudah memiliki banyak program untuk pengembangannya.

“Kita maklumi kebijakan Pemerintah Pusat, dengan segala permasalahannya. Cuma yang kita sayangkan di situ, seharusnya SPR itu untuk kerbau, bukan sapi. Karena sapi sudah numpuk programnya. Sementara kita melupakan kerbau yang memang sudah dalam kondisi kritis, dengan populasinya yang menurun dari tahun ke tahun,’’ ungkap Ilham Mustami yang ditemui media ini Senin (28/3/2016).

Menurutnya, perlu ada langkah strategis dari Pemkab Sumbawa untuk mengangkat kembali jumlah populasi kerbau di daerah ini. Apalagi secara nasional, populasi kerbau terhitung sudah menurun. Keberadaan UPTD kerbau di Kecamatan Maronge pun dinilai jauh dari cukup untuk pengembangan kerbau. Mengingat tujuan dibangunnya UPTD ini untuk mentransformasi, menjadi pilot project tata kelola beternak kerbau. “Kita harapkan UPTD itu bisa menuntaskan permasalahan ternak kerbau. Misalnya rendahnya angka kelahiran, tingginya angka kematian. Ini yang bagaimana supaya angka kelahirannya tinggi, dan angka kematiannya itu ditekan sampai ke titik yang paling rendah. Kemudian bisa menangani penyakit atau masalah-masalah yang sering dialami oleh peternak kerbau seperti penyakit antrax, SE, flu, cacing dan lain-lain. Ini bagian dari fungsi UPTD supaya bisa melayani peternak-peternak ini,’’ terangnya.

Selain adanya UPTD, lanjut Ilham, harus ada upaya lainnya agar pengembangan kerbau berjalan maksimal. Misalnya mengadopsi program yang ada, seperti Bumi Sejuta Sapi (BSS) yang diganti menjadi Sejuta Kerbau dengan waktu pelaksanaan yang lebih lama. Artinya kalau program BSS selama 5 tahun, maka untuk Sejuta Kerbau ini bisa sampai 10 tahun. “Kita akui BSS ini telah meningkatkan populasi sapi di NTB dan khususnya diKabupaten Sumbawa. Program itu bisa diadopsi untuk kerbau. Karena kerbau ini kondisinya lebih kritis sekarang, ketimbang saat BSS itu dilaunching dulu terhadap populasi sapi. Karena sapi itu trendnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi itu sebelum BSS. Dan setelah BSS, peningkatannya semakin signifikan,’’ tukasnya.
Ia mengatakan, kerbau yang merupakan ternak asli Sumbawa saat ini mengalami penurunan, namun tidak pernah disentuh, tidak pernah dibuat suatu program khusus untuk menanggulangi penurunan populasi ini. “Sehingga kita berharap SPR ini, kalau misalnya Kabupaten Sumbawa dapat dua, maka dua-duanya itu harus untuk kerbau,’’ pungkasnya. (PSg)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment