Sumbawa, PSnews – Bank Indonesia (BI), menyiapkan sejumlah paket kebijakan bersama pemerintah dalam kondisi ekonomi Indonesia. Paket kebijakan tersebut masing-masing dikeluarkan oleh pemerintah bersama otoritas terkait.
Ditemui di sela-sela kunjungannya untuk menyampaikan kuliah umum di universitas teknologi Sumbawa, Jum’at (11/09/2015) Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan, untuk menjaga kondisi ekonomi Indonesia, termasuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap valuta asing khususnya Dollar Amerika. Bank Indonesia bersama pemerintah terus melakukan langkah-langkah strategis. “Tentu saja agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya.
Beberapa paket kebijakan yaitu mencakup tiga antara lain dari sisi kebijakan moneter. Ada lima langkah yakni pengendalian inflasi, pengendalian nilai tukar, pengendalian likuiditas, serta langkah mengelola suplai dan demand di pasar valas dan pasar saham.
Dari sisi kebijakan viskal langkah percepatan pengeluaran anggaran termasuk kebijakan viskal untuk mendorong investasi demi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Ia memaparkan, BI juga memikirkan sektor riil. Dengan menempih deregulasi di berbagai sektor tidak hanya pertanian tapi juga umkm juga terkait industry.
“Langkah-langkah itu tidak hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang akan memberikan suatu prospek ekonomi indonesia yang lebih baik,” sambungnya.
Menyinggung pelehaman nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, Menurut Perry, dari sisi ukuran fundamental, ukuran perekonomian yang sekarang ini memang sudah terllau lemah dibandingkan fundamental.
Sebab dari sisi fundamental ekonomi inflasi masih terkendali dan defisit transaksi berjalan terus menurun. Dengan kondisi ekonomi yang baik tersebut mestinya nilai tukar ini tidak selemah sekarang.
Cuma persoalannya aku Perry, masih kuatnya resiko dan tekanan resesi global sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia saat ini. Apalagi sampai sekarang masih terjadi ketidakpastian kenaikan suku bunga di Amerika, juga langkah devaluasi Yuan oleh pemerintah Tiongkok yang berujung pada terjadi pelemahan Yuan.
Kondisi tersebut dirasakan ke seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu Bank Indonesia terus berada di pasar melakukan stabilisasi nilai tukar baik melalui pasar valas maupun kalau terjadi pelarian modal dari pasar bursa saham Bank Indonesia akan selalu berada di pasar. (PSb)