Harga Jagung di Sumbawa Kian Merosot, Komisi 2 DPRD Akan Sidak ke Gudang

Sumbawa, pulausumbawanews.net – Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dalam beberapa tahun terakhir merupakan salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia. Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang diandalkan para petani setempat, disamping padi dan kacang hijau. Namun belakangan, nasib petani di Sumbawa kian terpuruk. Belum berhenti kekecewaan dengan merosotnya harga gabah, kini mereka kembali dihadapi dengan menurunnya harga jagung.

Kondisi tersebut membuat anggota DPRD Kabupaten Sumbawa Ridwan, SP angkat bicara. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjabat sebagai Sekretaris Komisi II DPRD sumbawa itu, mengaku prihatin dengan terjadinya penurunan harga komoditas jagung dalam beberapa hari terakhir. “Adanya penurunan harga yang awalnya dari 52 ke 49 sudah tentu sangat merugikan petani jagung. Terhadap kondisi tersebut kami dalam waktu dekat akan meggelar sidak ke gudang-gudang besar penampung komoditi jagung di Sumbawa,” tandas Ridwan yang ditemui seusai meninjau lokasi panen warga Kamis (7/4//2022).

Dari hasil pantauannya di tingkat lapangan, harga awal agung sudah sangat bagus, yakni di angka 52. Namun selang beberapa hari mengalami penurunan menjadi 51. “Bahkan sudah seminggu ini kami memantau harga di tingkat lapangan sudah turun hingga 49,50. Sudah tentu dengan semakin turunnya harga setiap waktu, maka sangat merugikan petani yang telah mengeluarkan dana operasi yang bukan sedikit,” papar Ridwan.

Bahkan lanjutnya, bukan itu saja, para petani jagung juga nengeluhkan adanya rafaksi (potongan) harga oleh pihak pembeli. “Contohnya, berat jagung yang 6 ton 600, jika dikali Rp 5.000, maka sudah ada sekitar 33 juta dengan kadar air (KA) 22 lebih. Dengan demikian jika terkena rafaksi harga semisal 11 persen dari harga tersebut, dari harga jagung yang Rp 33 juta menjadi Rp 29,370 atau murninya yang diterima petani sama dengan harga 45 saja. Kondisi ini sangat miris bagi petani,” beber Ridwan.

Ia berharap para pengusaha yang membeli jagung jangan banyak bermain di KA-nya. Bahkan bukan itu saja, ada juga permainan dalam bentuk lain. “Jika petani sendiri yang membawa langsung ke gudang, maka ada kenaikan harga. Contohnya dari harga 45 di tingkat lapangan, jika dibawa langsung, maka harga akan naik menjadi 49,5. Demikian juga jagung yang dari daerah lain yang lebih jauh seperti dari Kecamatan Lunyuk, jika dibawa langsung ke gudang, maka akan mendapat harga 5.000. Namun jika jagung dari kecamatan terdekat dengan area gudang sekitar, maka akan dikenakan harga 49,5. Artinya ada variasi harga yang dimainkan oleh pemilik gudang,” ungkap Ridwan.

Sebagai wakil rakyat dan pimpinan komisi teknis DPRD yang membidangi masalah pertanian, Ridwan meminta kepada pemerintah daerah melalui dinas teknis untuk segera merespon kondisi dan praktek seperti ini. Menurutnya, jika hal ini dibiarkan berlarut, maka DPRD Sumbawa secara kelembagaan akan memanggil para pihak untuk melakukan prmbahasan. “Bila perlu kami akan melakukan sidak ke gudang-gudang besar guna mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.,” tegas Ridwan. (PSj)

Komentar

comments

Shares

Related posts

One Thought to “Harga Jagung di Sumbawa Kian Merosot, Komisi 2 DPRD Akan Sidak ke Gudang”

  1. Yudi

    Aduh kmi para petani jagung makin ngenes dikarenakan harga yang terjun bebas dari Rp 4800 di lapang menjadi Rp 3800 ini sungguh tragis. Membuat kami para petani jagung menangis batin..tolong yg para pemilik kebijakan bantu km

Leave a Comment