Karya Tiada Henti dari Sejumlah Siswa di Lunyuk

Sumbawa, PSnews – Di tengah kondisi sulitnya mencari ketersediaan pupuk di Kabupaten Sumbawa belakangan ini, sejumlah siswa berinovasi membuat pupuk alternatif yakni pupuk organik cair. Siapa siswa yang kreatif tersebut ? Mereka menamakan dirinya dengan Kelompok Ilmiah Siswa “Let Luar” atau lebih dikenal dengan KIS “Let Luar” merupakan salah satu organisasi siswa yang sedang berkembang sejak disahkan dengan penandatanganan SK oleh Kepala Sekolah SDN Sukamaju Kecamatan Lunyuk pada awal April lalu. Dinamakan “Let Luar” karena lokasi sekolah ini berada di kecamatan paling selatan di Kabupaten Sumbawa yang dekat dengan Pantai Selatan.
Belum lama ini (4 Mei 2018), KIS “Let Luar” membuat pupuk organik cair dengan memanfaatkan bahan-bahan yang diacuhkan oleh kebanyakan orang. Pupuk cair tersebut dibuat dari bonggol pisang, urine sapi dan tambahan gula merah. Urine sapi memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu nitrogen, fosfor dan kalium. Bonggol pisang memiliki banyak mata tunas yang di dalamnya terdapat giberelin dan sitokinin sehingga dapat mengundang mikroorganisme lain untuk dapat. Bonggol pisang mengandung beberapa mikroorganisme yang berperan baik dalam penyuburan tanah. Sedangkan gula merah sebagai media pertumbuhan bakteri.

Beberapa anggota KIS yang masuk dalam Departemen Lingkungan Hidup sedang memotong bonggol pisang yang kemudian di-blender dengan tambahan gula merah

Nitrogen (N) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Fosfor (P) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama akar muda. Sedangkan kalium (K) berfungsi untuk pembentukan protein dan karbohidrat serta berfungsi untuk memperkuat tanaman sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

Anggota KIS memasukkan urine sapi ke jerigen yang telah terisi campuran halus cair bonggol pisang dan gula merah

Pembuatan pupuk cair organik ini menjadi pengalaman tersendiri anggota KIS karena ini merupakan pengalaman pertama kali membuat pupuk cair. Devi Destriyanti, salah satu anggota KIS mengatakan, “Ini merupakan pengalaman pertama kami. Kami baru tahu bahwa bonggol pisang sangat baik untuk membuat pupuk cair”. ujar Devi.

Salah satu Pembina KIS “Let Luar”, I Komang Widana, S.Pd.SD mengungkapkan, pihaknya harus memanfaatkan lingkungan sekitar. “Karena kita berada di pedesaan, tentunya bahan-bahan dalam pembuatan pupuk cair organik ini sangat mudah diperoleh. Hampir seluruh rumah ada lahan menanam pisang. Sedangkan urine sapi bisa didapat dengan kesabaran karena harus menunggu sapi untuk buang air kecil (sapi diikat tanpa kandang)”. papar I Komang Wodana.

Kegiatan yang mengasyikkan ini harus selalu dipacu oleh Pembina KIS sehingga anggota merasa nyaman dan mendapat pengalaman penting dalam mengikuti ekstrakurikuler khususnya di SDN Sukamaju.
Peri Andika, sebagai Ketua KIS saat ini mengatakan, “Kami berharap agar pembina selalu memicu kami sehingga kami suatu saat memiliki inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar maupun lingkungan,” pungkasnya. (Taufiqurakhim Aliyathma)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment