Nelayan Meninggal di Laut Dapat Santunan Rp200 juta

Sumbawa, PSnews – Dari dulu hingga sekarang masyarakat Indonesia selalu melaut, selain bertani dan berladang. Bahkan sampai ada lagu yang berjudul ‘Nenek Moyangku Seorang Pelaut’. Sehingga untuk memberikan perhatian lebih kepada para masyarakat khusunya nelayan, Pemerintah Republik Indonesia telah menyiapkan asuransi bagi nelayan. “Jangan hanya nenek moyang yang pelaut, kita juga harus pelaut. Sekarang jadi nelayan dapat asuransi,’’ kata Menteri Kelautan dan Perikanan RI ~ Susi Pudjiastuti saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional dan FGD Bidang Kemaritiman Forum Rektor Indonesia (FRI) di Kantor Bupati Sumbawa, Sabtu (12/8).

Menteri Susi Pudjiastuti

Untuk itu, Ia meminta kepada Dinas teknis di Kabupaten agar mendaftarkan nama-nama nelayan yang ada. Untuk kemudian bisa mendapatkan asuransi dimaksud. “Daftarkan, Dinas Kabupaten mendaftarkan nama-nama nelayan. Nanti kalau ada apa-apa, meninggal dunia di laut nelayan dapat santunan Rp 200 juta, Rp 160 juta kalau meninggal alami atau kecelakaan di darat, cacat tetap dapat Rp 100 juta. Itu program pemerintah, untuk mengembalikan antusiasme atau keinginan dan ketertarikan menjadi pelaut dan nelayan,’’ terangnya.

Data yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada periode 2003 – 2013 salah satu persoalan terbesar yang dihadapi Indonesia yakni kehilangan rumah tangga nelayan itu cukup besar. Pada rentang waktu 10 tahun tersebut, jumlah rumah tangga nelayan yang tadinya 1,600 juta lebih turun menjadi 4,46 persen penurunannya atau tinggal 800 ribu. ‘’Itu hal yang sangat menyedihkan kita. Pada periode yang sama sensus 2003 – 2013 kita juga kehilangan 115 pabrik-pabrik karena tidak ada row material. Kenapa 10 tahun tersebut jumlah tangkapan mengalami penurunan, karena di tahun 2001 sampai 2013 itu masif sekali yang namanya ilegal fishing,’’ tukasnya.

Namun setelah Ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, berbagai terobosan terkait peningkatan taraf hidup nelayan dilakukan, seperti menenggelamkan ratusan kapal asing pencuri ikan. Sehingga saat ini terbukti dengan hasil tangkapan nelayan Indonesia yang juga mengalami peningkatan. Selain itu, nilai tukar nelayan dalam dua tahun ini merangkak naik, padahal cukup banyak harga kebutuhan masyarakat yang naik. Kemudian nilai tukar usaha perikanan juga ikut naik. Namun yang sedikit stagnan adalah nilai tukar petani budidaya. Itu karena petani budidaya punya ketergantungan yang luar biasa kepada pabrik pasaran. “Ini tugas kita bersama untuk mandirikan para pembudidaya dengan program di KKP ada pakan mandiri. Pakan ini sudah menjadi karpel besar yang mengatur keuntungan para pembudidaya. Kita sekarang program di budidaya banyak memberikan bantuan alat-alat untuk membikin pakan mandiri. Nilai tukar usaha perikanan naik luar biasa. Jadi sekarang usaha nangkap ikan itu untungnya luar biasa. Untuk pertama kali dalam sejarah, neraca perdagangan perikanan Indonesia nomor satu di Asia tenggara. Ini angka dari BPS,’’ pungkasnya. (PSg)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment