Pemuda Muslim Sumbawa Gelar Aksi Bela Ulama 311

Sumbawa, PSnews – Sejumlah Ormas Islam yang tergabung dalam koalisi Pemuda Muslim Sumbawa menggelar aksi Bela Ulama 311 di depan Mapolres Sumbawa dan Kantor Bupati Sumbawa, Selasa (31/01). Awalnya pendemo melakukan konsentrasi di samping Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa, kemudian berjalan kaki menuju Polres dan kantor Bupati Sumbawa sambil berorasi di sepanjang ruas jalan dalam kota Sumbawa Besar.

Andi Rusni saat berorasi

Kordinator umum aksi bela ulama, Andi Rusni, SE dalam orasinya mengatakan, kondisi yang ada di Indonesia saat ini dimana telah terjadi provokasi yang mengkriminalisasi dan mengambing-hitamkan Islam dan Ulama dengan tujuan menghancurkan Islam. Terhadap adanya kelompok yang melakukan aksi menolak kehadiran ulama di beberapa daerah termasuk di Sumbawa, menurutnya hal itu adalah salah besar.
“Kehadiran Habib Rizieq Shihab, Ustat Bachtiar Natzir, KH. Ma’ruf Amin dan kawan-kawan ke NTB adalah pelita yang menerangi semangat dalam kebangkitan Umat Islam,” tandas Andi Rusni yang juga sebagai anggota DPRD Kabupaten Sumbawa dari Fraksi Partai Gerindra.

Andi Rusni memaparkan bahwa ketakutan terhadap Islam telah menerpa dunia termasuk Indonesia. Sepertinya sejarah tahun 1960-an kembali terulang, dimana para ulama dikriminalisasi hanya karena Islam dianggap sebagai ‘tembok penghalang’ kebangkitan sebuah paham yang bertentangan dengan dasar negara Indonesia (Pancasila). Membenturkan Islam dengan falsafah lainnya selain Pancasila berarti sama dengan membenturkan peradaban yang tidak mungkin mereka lakukan. Mereka adalah sekelompok orang yang membenci aqidah Islam yang hakiki.
“Faham yang mereka anut yakni Komunisme dan Syiah, menghancurkan Islam pun dilakukan dengan menghancurkan penganutnya, ajarannya, pemikirannya dan simbol – simbol agama Islam, serta mengkriminalisasi para ulama yang notabene adalah pewaris para nabi,” papar Andis sapaan akrabnya.

Andis menilai bahwa upaya yang mereka lakukan dengan cara menebar fitnah dan propaganda, menuding bahwa gerakan ulama dan umat islam lewat aksi bela Islam I (411) dan aksi bela Islam II (212) merupakan upaya penggulingan (Makar) terhadap pemerintah. “Padahal sebenarnya hal tersebut merupakan upaya mereka untuk mengalihkan issue dari gerakan terselubung dan taktik busuk dengan berusaha menghidupkan kembali bahaya laten komunis melalui antek – antek PKI dan penganut Syi’ah yang sekarang telah menjamur di berbagai daerah di Indonesia,” tandas Andis.

Menurut Andis, Islam sebagai sebuah agama dan Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah senyawa penyatuan kesadaran bangsa dan negara yang disebut NKRI. Ia mengajak seluruh masyarakat luas untuk melihat secara bersama – sama bahwa ada beberapa kelompok yang menolak kehadiran para ulama di berbagai daerah, termasuk di Sumbawa. Padahal bagi masyarakat banyak, kehadiran Habieb Muhammad Rizieq Shihab, Ust Bachtiar Natsir Lc, KH. Ma’ruf Amin, dan yang lainnya adalah dambaan dan harapan, sebab ulama adalah panutan, tauladan dan pembawa berita gembira. Kehadiran para ulama menjadi pelita yang akan menerangi jalan menuju semangat kebangkitan umat islam.

Para pendemo menyerahkan pernyataan sikap kepada Kabag Ops Polres Sumbawa, Kompol Yusuf Tauziri SIK 

Dalam hal ini Ia menyinggung adanya segelintir orang yanag mengatasnamakan masyarakat Sumbawa dan menolak kehadiran ulama di Sumbawa. “Itu hanyalah orang -orang yang keimanannya lemah dan bermental rusak, hanya akan memperkeruh suasana dan mungkin atau diduga sebagai antek komunis. Alasannya pun liar, soal bendera merah putih yang bertuliskan Lailahaillallah. Padahal Tau Samawa sangat menjunjung tinggi falsafah ‘adat barenti ko Sara, Sara barenti ko Kitabullah,” beber Andis.
Tau Samawa itu egaliter, terbuka dan menghormati para tamu. Tentu hal tersebut sangat bertentangan dengan adat istiadat serta norma yang berlaku di masyarakat Sumbawa bila menolak kedatangan ulama. Terlebih lagi jika dikaitkan dengan umat Islam Sumbawa yang kondusif, aman dan damai.
Tidak cukup sampai di situ, pergerakan terbesar bergeser kepada penolakan kehadiran tokoh Islam dunia yakni Raja Salman (The King of Saudi Arabia) yang berencana melakukan kunjungan ke Indonesia, dengan dalih yang irrasional atau tidak masuk akal.

Menghadapi berbagai kondisi tersebut, sehingga Para Pemuda Muslim Sumbawa menyatakan sikap dengan tegas, bahwa mengakui Al-Habib Muhammad Rizeq Bin Husein Shihab adalah imam besar umat Islam Indonesia. Bahwa setiap jengkal tanah Sumbawa menerima kehadiran ulama dan menyambut para ulama, mendukung penuh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Maajelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
Berharap seraya mengucapkan Marhaban Ya Raja Salman ke Indonesia. Terakhir, siap membela Islam dan ulama, serta menegakkan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Usai berorasi panjang lebar serta membacakan pernyataan sikap, kelompok aksi menyerahkan tuntutannya kepada pihak Kepolisian Resort Sumbawa yang diterima oleh Kabag Ops, Kompol Yusuf Tauziri SIK.

Wakil Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah ikut menyerukan takbir

Begitu juga di Kantor Bupati, pernyataan sikap diserahkan Andi Rusni yang diterima oleh Wakil Bupati Sumbawa, H Mahmud Abdullah dengan penuh rasa haru dan keakraban. Selanjutnya kelompok aksi kembali ke tempat semula di Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa dan membubarkan diri secara tertib. (PSj)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment