Sumbawa, PSnews – Status rumah sakit rujukan Propinsi di Pulau Sumbawa yang disematkan kepada Rumah Sakit Manambai Abdulkadir (RSMA) berbanding terbalik dengan pelayanan yang diberikan kepada para pasien. Meski pasien telah mengantongi kartu jaminan kesehatan baik itu Jamkesmas maupun BPJS, tetap saja harus membeli obat di luar karena tidak disediakan rumah sakit.
Tidak sedikit pasien yang mengeluhkan kondisi tersebut. Namun apa hendak dikata jika harapan mendapatkan pelayanan maksimal dengan sejumlah fasilitas kesehatan yang memadai ternyata tidak dibarengi dengan ketersediaan obat-obatan penunjang.
Terhadap situasi ini, Direktur RSMA, dr. H. Syamsul Hidayat, mengaku bahwa pihaknya terkadang harus minta tolong kepada pasien untuk membeli obat-obatan terkait karena memang tidak memiliki dana tunai untuk menyediakan obat-obatan. Pihaknya hanya bisa melayani pasien tanpa ketersedian obat-obatan terkait.
Nantinya, biaya yang dikeluarkan pasien atau keluarga pasien tersebut akan diklaim ke pihak rumah sakit untuk dibayar BJPS. “Kadang-kadang yang terpakai akan diganti. Kadang kami juga minjam di rumah sakit, tapi kadang mereka juga kesulitan dalam pengadaan obat,” jelasnya.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya anggaran. Di satu sisi sistem catalog tidak sesegara mungkin mendapatkan obatnya. Terkadang obat-obatan yang dipesan butuh waktu satu minggu baru diterima.
Di lain sisi, pihaknya juga tidak mempunyai stok obat-obatan. Sehingga beberapa obat-obatan yang penting untuk anastesi misalnya untuk pencernaan. Kondisi ini akan terus diupayakan untuk ditanggulangi.
“Upaya kami di awal tahun kami meminjam di beberapa rumah sakit dan di apotek yang tersedia obat. Begitu dananya ada maka akan kami bayar. Tahun depan akan pengadaan obat sebanyak mungkin agar tersedia stok,” ujarnya.
Ia memahami harapan tinggi masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit. Namun diakui juga bahwa pelayanan belum maksimal. Meski secara bertahap kualitas pelayanan yang ditingkatkan. (PSb)