Sumbawa, PSnews – KPU Kabupaten Sumbawa selaku penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) memberikan kesempatan bagi para paslon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa untuk unjuk kebolehan memamerkan kemampuan dalam menguasai materi yang diperdebatkan pada ajang Debat Kandidat di halaman Kantor Bupati Sumbawa, Kamis (06/10/2015).
Moderator, Dr. Mada Sukmajati, menanyakan kepada masing-masing pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati terkait strategi yang akan dipilih dalam menyongsong masyarakat ekonomi Asia (MEA).
Mendapat giliran pertama, paslon nomor urut 3, Husni-Mo, melalui Cawabup, Mahmud Abdullah, menerangkan, strategi pihaknya dalam menghadapi MEA, pasangan ini bersepakat untuk menyiapkan masyarakat dan membuka lapangan kerja sambil menyiapkan pendidikan usaha bagi mereka. Sebab nantinya tentu akan bersaing dengan Negara Asia.
Lalu menyiapkan fasilitas kemudahan bagi pelaku investasi. “Di sini kita mengharapkan akan terbuka lapangan kerja nantinya,” kata Haji Mo’ sapaan akrab H Mahmud Abdulllah.
Kemudian, akan memberikan pendanaan bagi masyarakat yang diawali dengan pendidikan untuk memberikan pemahaman terhadap dunia usaha kemudian dilanjutkan dengan bantuan pendanaan.
Menjawab pertanyaan moderator mengenai inovasi yang akan dilakukan dalam rangka mencapai visi besar yang sebelumnya dikemukakan, pasangan nomor urut 1 yang mendapat giliran kedua, melalui Cabup Jack Morsa, bagi pasangan ini pembangunan masyarakat Kabupaten Sumbawa, pertama tentang pertanian karena 70 persen masyarakat Sumbawa petani.
“Bagi kami untuk mengambil kebijakan bagaimana kita harus loncat dari daerah lain. Karena kalau mengikuti jalan seperti biasa, maka Sumbawa tidak bisa mengikuti perkembangan yang ada di NTB,” tegasnya.
Salah satu kebijakannya, sambung Jack Morsa, berupa pembangunan Embung sekitar 50 hingga 100 embung. Dengan cara itulah bisa mewujudkan keunggulan bagi masyarakat Sumbawa. Tapi persoalannya masih terjadi tata kelola birokrasi yang kurang baik, bahwa pasangan ini akan mengubah pola penempatan birokrat sesuai skill dan kompetensinya. Karena apapun program pemerintah, kalau penempatan birokrasi tidak sesuai skill dan kompetensinya, maka program itu tidak akan tepat sasaran. Terutama bagi masyarakat petani.
“Kami harus bisa melakukan industrialisasi pertanian, karena selama ini hasil pertanian Sumbawa sebanyak 300.000 ton banyak dikirim ke Pulau seberang. Kalau JIWA menang, maka akan mengindustrialisasikan pertanian supaya harga produksi pertanian menjadi meningkat,” ujarnya.
Kepada pasangan nomor urut 2 yang mendapat giliran ketiga, moderator mempertanyakan bagaimana peta jalan atau road map yang dimiliki untuk menjalankan program kerja nantinya. “Pada tahun berapa dan target apa yang harus dicapai sehingga dalam lima tahun ke depan visi misinya benar-benar tercapai,” tanya Dr. Mada Sukmajati.
Saat Abdullah selaku Cabup, mengaku sangat menghafal kondisi kondisi infrastruktur jalan di Kabupaten Sumbawa lantaran pengalamannya sebagai mantan Kadis Pekerjaan Umum selama bertahun-tahun.
Menurutnya, jalan Kabupaten sepanjang 991,51 Km. Kondisi jalan mantap sudah mencapai 61,07 persen dan sisanya masih ada sekitar 39 persen harus segera dikerjakan termasuk di daerah-daerah tersisolir. Sehingga dalam 5 tahun ke depan bila Saat-Jaya menjadi Bupati, maka semua persoalan jalan tersebut akan tuntas.
“Sehingga tidak ada lagi keterisoliran transportasi dan jalan-jalan yang rusak. Tidak ada lagi daerah-daerah di Sumbawa yang terisolir,” papar Saat Abdullah.
Memanfaatkan kesempatan yang diberikan, Cawabup nomor urut 2, Chandra Wijaya Rayes, menambahkan, bahwa pihaknya juga akan konsen terhadap peningkatan sumber daya manusia Sumbawa. Karena tertuang dalam visi program pendidikan untuk meningkatkan seluruh sarana dan prasarana pendidikan. Baik yang ada di kota hingga tingkat desa, termasuk peningkatan ekonomi kreatif masyarakat.
“Insya Allah jika Saat-Jaya memimpin nanti, angka kemiskinan kita bisa ditekan di bawah angka 10 persen. Sekarang masih di angka 17,3 persen,” tutupnya.
Debat kemudian dilanjutkan dengan tema-tema lain seperti kesehatan, birokrasi, dan industry. (PSb)