Sumbawa, Psnews – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Sumbawa kembali dilakukan rehab terhadap bangunan Puskesmas Tarano dan Puskesmas Alas pada tahun 2021 ini. Padahal, kedua puskesmas tersebut sebelumnya sudah direhab pada tahun 2019 lalu. Sehingga hal ini sempat dipertanyakan berbagai pihak.
Kepawa wartawan, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dikes) Sumbawa – A. Malik membenarkan dilakukannya rehab kedua puskesmas dimaksud. Anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kesehatan dengan nilai masing-masing Rp 7,9 miliar. Kembali direhabnya kedua puskesmas ini sudah dijelaskan saat dilakukannya sosialisasi terkait pelaksanaan pembangunan. ‘’Ada beberapa pertanyaan yang muncul memang. Pertama itu kenapa Puskesmas Alas dan Puskesmas Tarano itu sudah direhab pada tahun 2019, direhab lagi pada tahun 2021. Pada acara sosialisasi di Tarano dan Alas kemarin, saya sudah jelaskan,’’ tuturnya.
Lebih jauh dijelaskan, tahun 2019 lalu Puskesmas Tarano dan Alas direhab dengan dana penanganan gempa. Rehab tersebut bersamaan dengan sejumlah puskesmas lainnya yang terdampak gempa. Tetapi rehab mengikuti bangunan yang lama. Sedangkan rehab yang dilakukan sekarang ini disesuaikan dengan prototype dari Kementerian Kesehatan. ‘’Rehab tahun 2019 kita rehabnya mengikuti bangunan yang lama. Tetapi rehab yang sekarang ini kita harus menyesuaikan dengan prototype yang dari Kemenkes,’’ terangnya.
Sebelumnya, pihaknya mengusulkan untuk rehab sejumlah puskesmas di tahun 2020. Tetapi yang muncul di lokus melalui aplikasi Aspak yakni kedua puskesmas. Setelah muncul di lokus, maka pihaknya tidak bisa mengembalikan atau merubah ke lokus lainnya. Hal ini juga sudah didiskusikan dengan Bagian Pembangunan apakah dilanjutkan untuk disesuaikan dengan prototype atau anggarannya dikembalikan. Karena sesuai dengan instruksi dan aturan dari Kementerian, semua puskesmas ke depannya akan mengikuti prototype kementerian. Sehingga kesimpulannya ditetapkan dua puskesmas ini untuk dibangun tahun 2021 ini. Pihaknya lebih kepada menyesuaikan kepada prototype dari Kementerian.
Saat ini, kedua puskesmas kondisinya sudah pada tahap pembangunan. Dengan dua tahapan yang sudah dilakukan, yakni sosialisasi di tingkat kabupaten terkait penjelasan awal pekerjaan dan ada sosialisasi di tingkat kecamatan. Setelah dilakukan sosialisasi, pihaknya menghitung MC 0 bersama tim koordinasi pimpinan kecamatan. ‘’Jadi saat ini kedua puskesmas ini sudah dalam proses. Kalau di Alas semua dirobohkan karena luas tanahnya yang pas untuk bangunan prototype. Tetapi kalau di Tarano itu ruangan pelayanan depan yang kita robohkan karena dia maju 15 meter dari bangunan yang lama. Bangunan lain tetap,’’ ujarnya.
Sejauh ini, lanjutnya, masih banyak puskesmas yang belum sesuai dengan prototype Kementerian Kesehatan. Seperti Puskesmas Alas Barat, Rhee, Utan, Labuhan Badas, Unit II, Moyo Utara, Moyo Hulu, Labangka, Lopok, dan Lape. Sedangkan yang sudah sesuai dengan prototipe sebanyak 10 puskesmas, termasuk Puskesmas Alas dan Tarani yang dikerjakan tahun ini. ‘’Yang sudah (sesuai prototype) menjadi 10 dengan yang dikerjakan tahun ini. Untuk tahun anggaran 2022 lokus pembangunannya sudah tidak dibuka. Jadi sudah tidak ada pembangunan. Karena keterbatasan anggaran dari kementerian. Bisa jadi tahun 2023 lagi, tergantung kondisi anggaran,’’ pungkasnya. (PSg)