Jumlah penduduk di muka bumi kian bertambah di setiap tahunnya. Sehingga pulau-pulau kecil yang terhampar di lautan luas pun dianggap sebagai tempat yang ideal bagi sebagian orang untuk tinggal menetap. Nah inilah 7 pulau kecil terpadat populasinya di dunia. Kriteria pulau terpadat diukur dari perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduk.
1. Bungin
Pulau ini berada di teluk Alas Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masuk dalam wilayah Indonesia bagian tengah. Pulau Bungin terletak 70 kilometer dari arah barat dari kota Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa. Untuk mendatangi Bungin, di pelabuhan lama Labuhan Alas tersedia perahu motor yang disebut Jonson. Kapal ini menggunakan mesin 8 PK. Penyeberangan berjarak 3 mil ke Bungin memakan waktu sekitar 10 menit. Kepadatan pulau ini bisa dirasakan begitu menyusuri jalan-jalan gang beton rabat yang lebarnya sekitar 1,25 meter.
Demikian pula jarak antar rumah-rumah penduduknya yang berbentuk rumah panggung khas orang suku Bajo Sulawesi seperti di Pulau Sumbawa. Nyaris tidak ada lahan kosong yang luas kecuali halaman dua buah Sekolah Dasar (SD) di depan masjid dan depan Kantor Desa.
Luas pulau Bungin mencapai 1,6 kilometer persegi pada tahun 2014. Luasnya kian bertambah setiap tahun, seiring dengan kian banyaknya penduduk yang melangsungkan pernikahan. Di pulau karang berbentuk bulat ini berlaku tradisi, setiap ada yang menikah, maka si lelaki diwajibkan menyusun batu-batu karang untuk digunakan sebagai pondasi rumahnya bersama sang isteri dan keturunannya kelak.
Menurut Sensus Penduduk 2010, pulau ini dihuni 3.025 jiwa.
Semua penduduk boleh membangun rumah tanpa ada batasan. Luasnya bukan dijatah, tapi berdasarkan kemampuan masing-masing, sebab mereka harus mengumpulkan batu karang mati dari tengah laut. Betapa banyak batu karang yang harus dikumpulkan bila luas lahannya 100 meter persegi dengan ketinggian tumpukannya sekitar 2 meter.
Karena keunikan tradisi ini sehingga meluasnya pulau seiring dengan pertambahan rumah penduduk. Bungin menjadi salah satu obyek wisata Kabupaten Sumbawa. Setiap minggu pulau ini dikunjungi wisatawan mancanegara.
2. Santa Cruz del Islote
Pulau Santa Cruz del Islote dapat dicapai selama satu jam dari Kolumbia pantai Karibia dengan menggunakan perahu motor. Di dalam pulau kecil ini memiliki 90 rumah dengan penduduk sekitar 700 orang. Jumlah tersebut dapat meningkat sekitar 1.200 orang tatkala anak-anak mereka yang menuntut ilmu di sekolah menengah di daratan pulang kampung. Santa Cruz dikelilingi oleh perairan yang indah, tetapi tidak memiliki pantai, tidak ada kolam renang maupun hotel.
Bila ada yang meninggal dunia, penduduk setempat terpaksa menguburkan di pulau terdekat, sebab tidak ada lahan perkuburan. Lapangan di pulau ini hanya ada satu, namun luasnya hanya setengah lapangan tenis.
Hingga saat ini tidak ada listrik di pulau ini. Kapal-kapal angkatan laut Kolombia membawa air minum ke pulau ini sekali setiap tiga minggu, tapi itupun tidak cukup untuk dikonsumsi oleh penduduk miskin. Wanita mencuci pakaian dengan air asin dari sumur di depat rumahnya. Dan para pria mencari sebagian besar kebutuhan mereka di laut sekitar pulau. Meskipun menghadapi masalah dengan berbagai keterbatasannya, kondisi di pulau ini sangat aman dan damai. Tidak ada pintu-pintu rumah penduduk setempat yang terkunci.
3. Manhattan
Manhattan merupakan salah satu pulau terpadat penduduknya di dunia dan yang tertua dari lima borought New York City. Populasi penduduknya sekitar 1,58 juta jiwa atau dihuni oleh 26.924 jiwa penduduk per kilometer persegi, lebih padat daripada kota-kota besar di Amerika Serikat. Bila dibandingkan dengan Wall Street di Lower Manhattan, New York City berfungsi sebagai pusat keuangan dunia dengan PDB diperkirakan lebih dari 1,2 trilyun US$ dan merupakan rumah kedua New York stock Exchange dan NASDAQ.
Banyak station radio, televisi dan telekomunikasi di Amerika Serikat yang berbasis di kota ini serta banyak berita, majalah, buku dan media lainnya menjadikan kota ini sebagai pusat penerbitan. Pulau ini juga dijadikan lokasi Markas Besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
4. Fadiouth
Joal – Fadiouth adalah sebuah desa di ujung Pantai Patite Sinegal sebelah tenggara Dakar. Joal terletak di daratan. Sementara Fadiouth merupakan sebuah pulau karang, dimana untuk menuju ke pulau tersebut dihubungkan dengan sebuah jembatan dari daratan Joal. Desa ini tidak memiliki alat transportasi perahu bermotor. Mata pencaharian penduduk setempat umumnya sebagai nelayan dan petani.
Karena pulau ini terletak di delta sungai besar, para petani mengambil keuntungan dari banjir dangkal sungai setempat untuk menanam padi. Pulau ini diuni oleh sekitar 39 ribu penduduk berdasarkan sensus tahun 2007.
5. Male
Pulau ini tertelak di sebelah selatan Atol Male Utara adalah ibukota atau sekaligus kota terpadat di Republik Maladewa. Pulau pusat ini sarat urbanisasi. Sepertiga dari populasi Maladewa tinggal di ibukota dan jumlah penduduk peningkat dari 20 ribu jiwa tahun 1987 menjadi 100 ribu jiwa pada tahun 2006.
Dalam upaya mengatasi kondisi pertumbuhan jumlah penduduk, pemerintah setempat telah melakukan reklamasi di berbagai pesisir, dengan cara menimbun pantai sehingga wilayah daratan semakin luas.
Sebagian besar penduduk Maladewa baik pribumi maupun penduduk asing menetap secara temporer di pulau Male, karena pulau ini telah menjadi satu-satunya pintu masuk menjadi warga negara. Dan pulau ini telah dijadikan sebagia pusat administrasi dan birokrasi pemerintah setempat.
6. Salsette
Pulau Salsette terletak di Laut Arab di pantai barat India. Kota metropolis Mumbai, kota Thane dan Mira Bhayandar berada di pulau ini sehingga layak disebut sebagai salah satu pulau terpadat di dunia.
Jumlah penduduk pulau in sekitar 15, 1 juta jiwa bermukim di wilayah yang luasnya sekitar 619 kilometer persegi dengan jumlah kepadatan penduduk sebesar 24.414 kilometer persegi.
Pulau ini tela dihuni sejak jaman batu. Kolis sebuah komunitas memancing adalah pemukim paling awal di pulau tersebut. Kekaisaran Maurya menguasai pulau-pulau ini selama abad ke 3 masehi dan mengubahnya menjadi pusat kebudayaan Hindu dan Budha.
Pulau ini berada di bawah kekuasaan dinasti-dinasti pribumi secara turun temurun sebelum dikuasai Inggris pada abad 18. Pada saat itu pulau, khususnya kota Mumbai ( dahulu Bombay) telah menjadi pusat perdagangan yang sangat strategis.
7. Ebeye
Ebeye adalah pulau terletak di Atol Kwajalein di kepulauan Marshal dan juga telah ditetapkan sebagai pusat budaya Marshal dalam Rantai Ralik kepulauan. Dengan luas 80 are atau 360 ribu meter persegi, pulau ini dihuni oleh sekitar 15 ribu jiwa.
Lebih dari separuh penduduknya berusia di bawah 18 tahun. Sebagian kecil penduduk Ebeye merupakan pengungsi atau keluarga pengungsi dari efek tes 15 megaton Bravo Puri nuklir di Atol Bikini pada tanggal 1 Maret 1954.
Ledakan nuklir tiba-tiba terjadi di Atol Rongelap dan radioaktif tersebar tidak jauh dari pulau ini. Tahun 1954 kemudian Amerika mengevakuasi penduduk Rongelap dan dikembalikan pada tahun 1957 disertai pengawasan medis secara intensif. Dan pada tahun 1985, lembaga pemerhati lingkungan hidup – Green Peace membantu evakuasi penduduk Rongelap menuju Mejato (pulau Atol di Kwajalein). Ebeye adalah tujuan akhir paling aman bagi sebagain besar penduduk. (PSa)
Mereka melewati sebuah jembatan yang dibangun setahun lalu, yang menghubungkan pulau ini dengan daratan. Sementara beberapa warga perempuan menghabiskan waktu memasak di dapur yang terletak di bawah rumah panggung mereka.