Sumbawa, PSnews – Maraknya aksi penangkapan ikan dengan barang terlarang nampaknya masih terjadi di wilayah perairan Teluk Saleh. Setelah redanya penggunaan bom ikan, pelaku illegal fishing kini menangkap ikan dengan cara menggunakan potasium. Demikian diungkapkan Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa – Hasanuddin kepada Pulau Sumbawa News Selasa (12/4/2016). Menurutnya, aksi terlarang ini sudah berlangsung cukup lama dan hingga kini masih saja terjadi. Pelaku membius ikan dengan menggunakan potasium. Hal ini sangat berbahaya bagi kelestarian biota bawah laut di Teluk Saleh. “Teluk Saleh merupakan aquarium dunia. Tapi illegal fishing masih saja terjadi,’’ cetusnya.
Dikatakan, Teluk Saleh memiliki potensi bawah laut yang luar biasa sehingga tidak pantas untuk dirusak. Hasanuddin mengaku sudah melihat secara langsung kerusakan tersebut. Bahkan diperkirakan sudah mencapai sekitar 70 persen kerusakan terumbu karang di wilayah itu. Terutama di sekitar kawasan Gili Rakit, Labuhan Jambu, Teluk Santong serta lainnya. “Sudah saya turun langsung ke dalam laut. Itu sudah hancur parah. Tidak ada lagi tempat bertelur ikan, karena karang sudah rusak,’’ ungkapnya.
Wakil rakyat dari Dapil I ini mengaku telah beberapa kali mendapat laporan dari masyarakat sekitar, bahwa sering ditemukan ikan mati terapung yang diduga disebabkan oleh penggunaan potasium tersebut. “Padahal di wilayah tersebut terdapat budidaya ikan kerapu. Kalau ini terus terjadi, pasti akan berdampak di situ. Investor akan malas masuk kesana,’’ tandasnya.
Untuk itu, Pemerintah diminta untuk memikirkan langkah strategis dalam menangani masalah ini. Bila perlu menindak tegas penggunaan kompresor di atas perahu dan kapal. Karena itu merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya aksi berbahaya tersebut. “Untuk pengawasan bom ada, tapi untuk potasium ini belum ada. Karena cukup sulit diketahui kapan beraksinya. Sehingga langkah yang paling tepat adalah menindak tegas penggunaan kompresor bagi nelayan,’’ demikian Hasanuddin. (PSg)