Sumbawa, pulausumbawanews.net – Bale Berdaya, program pemberdayaan UMKM kolaborasi strategis antara PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dan KUMPUL, memulai Kuartal II 2025 dengan pendekatan yang lebih mendalam dan terstruktur untuk memperkuat daya saing pelaku usaha lokal. Program ini memberikan pendampingan intensif bagi UMKM di 7 kecamatan Kabupaten Sumbawa. Setiap kecamatan didampingi oleh satu Project Management Associate (PMA) dan sejumlah Residence Buddy (RB). RB adalah pemuda dan pemudi lokal yang telah dilatih untuk memantau dan mendampingi perkembangan UMKM secara rutin. Pendekatan ini membuka peluang pasar sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat.
Fokus utama kuartal kedua yang berlangsung selama bulan April – Juni 2025 adalah peningkatan akses pendanaan dan pasar melalui pendampingan intensif terkait legalitas (seperti NIB, PIRT, dan sertifikat halal) serta peningkatan kualitas kemasan. Hal ini penting karena masih banyak UMKM yang belum memiliki akses memadai ke pendanaan dan pasar yang lebih luas, terutama untuk ekspor.
Untuk mengatasi tantangan ini, Bale Berdaya berkolaborasi dengan Bank BRI Sumbawa dan Kasir Pintar dalam memberikan pendampingan serta pelatihan pencatatan keuangan berbasis digital. Dengan adopsi teknologi digital financing dan QRIS, UMKM peserta Bale Berdaya kini semakin siap untuk memenuhi persyaratan administrasi keuangan, yang menjadi salah satu langkah awal dalam membuka peluang akses pendanaan maupun legalitas ke depan.
Pelaksanaan pendampingan intensif didukung oleh fasilitator dan mentor dari berbagai bidang yang disesuaikan dengan sektor UMKM yang didampingi Bale Berdaya, diantaranya D Bonnie Hardyanto Susilo (CEO Ultima Rasa Akselerasi) dan Wednes Aria Yuda (CTO Cokelat nDalem) untuk kuliner, Martinus Kreshna A (Nirudaya Foundation) untuk madu, Erdi Rulianto (Chief of Business Development Timurasa) untuk agrikultur, Deasy Nurmalasari F (CEO Karya Nusantara) untuk kerajinan, dan Satrea Amambi (Direktur CV Wanoja Patra Jaya) untuk kopi. Tidak hanya mendampingi, mereka juga menjadi mitra strategis dalam menyusun strategi pasar, pengembangan produk, dan pemetaan distribusi sehingga pelaku UMKM dapat berkolaborasi dengan mitra pasar dan pendanaan.
Martinus Kreshna A., dari Nirudaya Foundation yang merupakan expert dalam bidang madu, menyampaikan optimisme dalam mendampingi pelaku UMKM di Sumbawa. “Yang membuat saya optimis adalah semangat teman-teman UMKM untuk belajar dan berkembang. Saya juga belajar banyak dari mereka. Potensi besar di Sumbawa, terutama di bidang madu, perlu terus dikembangkan bersama, terutama oleh generasi muda. Mereka perlu sadar bahwa alam dan budaya yang mereka miliki adalah aset luar biasa. Dengan semangat kolaborasi dan kemauan untuk tumbuh bersama, saya percaya UMKM di sini bisa semakin maju,” paparnya.
Sebagai bagian dari komitmen Bale Berdaya mendorong kemandirian ekonomi masyarakat, pada tanggal 26–30 April 2025 program ini turut berpartisipasi dalam event Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Provinsi NTB yang diadakan di Kabupaten Sumbawa dan diikuti oleh 11 Kabupaten/Kota se-NTB. Event ini memberi peluang bagi UMKM peserta untuk memperkenalkan produk mereka kepada pengunjung dari berbagai daerah di NTB sekaligus mendapatkan masukan langsung terkait kualitas produk.
Dalam waktu kurang dari satu minggu, total penjualan produk UMKM peserta Bale Berdaya selama STQH 2025 mencapai puluhan juta rupiah. Angka ini menunjukkan potensi pasar lokal yang besar sekaligus kekuatan produk UMKM dampingan dalam menjangkau berbagai segmen pembeli dengan daya beli beragam.
Salah satu peserta yang merasakan langsung dampaknya adalah Fikriadi Ayuk, pemilik OWPIICK Swift Nest, usaha sarang burung walet yang telah dirintis sejak tahun 2006 yang sempat mengalami kebangrutan pada 2024. “Sebelum mengikuti program Bale Berdaya, saya belum paham bagaimana memasarkan produk dengan benar, padahal saya sudah 18 tahun berkecimpung di usaha sarang walet. Bahkan, saya sempat mengalami kebangkrutan. Setelah mendapat pelatihan dan pendampingan di Bale Berdaya, saya belajar banyak tentang pengemasan, strategi promosi, dan cara mengakses pasar. Sekarang, usaha saya bangkit kembali dengan lebih kuat dan lebih menghasilkan. Saat ini, produk saya tidak hanya dikenal di Sumbawa, tapi juga mulai dikirim ke luar daerah hingga luar negeri,” ungkap Fikriadi Ayuk.
Melalui rangkaian pendampingan intensif ini, Bale Berdaya berharap dapat menjadi pondasi kuat bagi ekspansi produk UMKM Kabupaten Sumbawa ke pasar yang lebih luas. Peningkatan kualitas legalitas dan kemasan yang didukung strategi pemasaran serta pendanaan yang tepat dari produk-produk unggulan akan menjadi kunci utama memperkuat daya saing sekaligus meningkatkan nilai tambah produk di pasar yang lebih luas. (PSadv)