Sumbawa, pulausumbawanews.net – Dokumentasi budaya nampaknya menjadi perhatian penting Pemerintah Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir. Salah satu kegiatan dokumentasi budaya adalah pembuatan film dokumenter desa pemajuan kebudayaan.
Kepala Desa Poto, Fathul Muin,S.P menjelaskan, dokumentasi budaya melalui film dokumenter sebagai upaya menjaga warisan budaya leluhur dari kepunahan.
“Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat, termasuk dalam aspek budaya. Banyak tradisi yang dahulu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kini mulai ditinggalkan, bahkan beberapa nyaris punah. Tanpa adanya dokumentasi yang baik, warisan leluhur kita bisa lenyap tanpa jejak,” katanya.
Dokumentasi budaya melalui film dokumenter, lanjut Fathul, difokuskan pada tiga obyek pemajuan kebudayaan yaitu, tradisi Sadeka Ponan sebagai ritus, Ratib/Sakeco sebagai seni tradisional dan Tenun Kere Alang sebagai teknologi tradisional.
Menurut Kades Fathul, dokumentasi terhadap tiga obyek pemajuan kebudayaan ini bukan sekedar tentang merekam jejak masa lalu, tetapi lebih pada upaya mengabadikan identitas dan jati diri masyarakat Poto. Dengan kegiatan ini, diharapkan menjadi sumber pembelajaran dan pendidikan bagi generasi mendatang. Dokumentasi budaya sebagai catatan sejarah dapat dipelajari di masa depan. Hal ini penting bagi para sejarawan, antropolog, dan generasi selanjutnya untuk memahami perjalanan suatu peradaban.
“Dengan dokumentasi budaya yang baik, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memastikan bahwa kekayaan budaya tetap hidup dan bermanfaat bagi masa depan,” ungkapnya.
Sekedar diketahui, pada tahun 2019 Desa Poto ditetapkan sebagai salah satu desa percontohan pemajuan kebudayaan di Indonesia oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Dikbud RI. Pembuatan film dokumenter sebagai dokumentasi budaya dilakukan Pemdes Poto bekerjasama dengan CV Rajasua Production sebagai salah satu rumah produksi di Sumbawa. (PSa)