Sumbawa, pulausumbawanews.net -Banjir bandang yang terjadi di Sungai Samapuin, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa NTB pada Senin 20 Januari 2025 lalu, telah menimbulkan duka mendalam bagi Aipda Lalu Yudi sekeluarga. Pasalnya, anak kandung dari personel Satlantas Polres Sumbawa tersebut, menjadi korban hanyut terseret arus sungai, dan hingga berita ini disiarkan belum ditemukan. Korban bernama Lalu Raihan Gemilang (15) atau yang akrab dipanggil Gilang merupakan siswa Kelas 3 SMPN 3 Sumbawa.

Bagaimana kronologis kejadian yang menimpa Gilang?
Salah seorang kakek korban yang ditemui media ini membeberkan, awal kejadian, Gilang terjun dari tanggul tidak jauh dari rumahnya di Kelurahan Samapuin, Kecamatan Sumbawa. “Gilang terjun dari tanggul, sekitar 30 meter dari Jembatan Prusda. Lalu dia (Gilang) berusaha mengejar teman-temannya yang menggunakan batang pisang sebagai pelampung. Namun Gilang tak berhasil menggapai batang pisang, sehingga terseret arus sungai,” tuturnya, Kamis (30/1/2025).
Saat kejadian, lanjut kakek korban, dirinya sedang duduk di tanggul bersama warga sekitar. “Terakhir ada yang melihat Gilang melambaikan tangannya di dekat Jembatan Brangbara. Setelah itu, Gilang tak tampak lagi di permukaan sungai,” paparnya dengan lirih.
Kakek korban mengungkapkan, dari kecil, Gilang anak kedua dari empat bersaudara itu memang sudah terbiasa bermain di sungai. Bahkan di setiap banjir datang, dia (Gilang) dan teman-temannya justru menyempatkan diri untuk mencari ikan. Sehingga ketika ada yang menyaksikan Gilang berenang di sungai saat banjir bandang 20 Januari lalu itu, warga sekitar pun tidak begitu khawatir.
Namun pasca kejadian tersebut, keberadaan Gilang belum diketahui. Pihak keluarga mulai was-was. Pencarian pun dilakukan pihak keluarga dan Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Tim BPBD Sumbawa, Basarnas, Polairut, Damkar, Pramuka, PMI, Tagana dan Relawan. Proses pencarian oleh Tim Gabungan dilakukan selama 7 hari secara berturut-turut, dengan menyisir sungai dari titik awal lokasi terjunnya korban, hingga muara bahkan hingga area lautan. Namun keberadaan Gilang belum juga ditemukan, sehingga Tim Gabungan secara resmi memutuskan untuk menghentikan proses pencarian.
Meski operasi resmi dihentikan, tim gabungan tetap akan bersiaga dan siap berkoordinasi, jika ada laporan atau informasi terkait korban. Upaya lebih lanjut akan mempertimbangkan potensi cuaca dan informasi tambahan dari lapangan.
Sementara pihak keluarga Gilang terus berikhtiar melakukan pencarian secara mandiri.
Terkait isu pihak keluarga menjanjikan hadiah uang sebesar Rp 10 juta bagi siapapun yang menemukan Gilang, Kakek korban menegaskan bahwa kabar itu hoax. “Tidak benar kami menjanjikan uang sepuluh juta rupiah bagi yang menemukan Gilang. Itu berita hoax,” tandasnya.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih pada Tim Gabungan dan Relawan serta semua pihak yang telah membantu proses pencarian Gilang dengan ikhlas. “Semoga dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT,” ucapnya. (PSa)