Wabup Sumbawa Roadshow Bakti Stunting di Orong Telu

Sumbawa, pulausumbawanews.net – Dalam upaya penurunan Angka Stunting di Kabupaten Sumbawa Wakil Bupati Sumbawa- Hj.Dewi Noviany,S.Pd.,M.Pd melakukan Roadshow stunting di Desa Mungkin Kecamatan Orong Telu. Dalam roadshownya, Wabup didampingi oleh Kepala Dinas DP2KBP3A Kabupaten Sumbawa – Jannatulfala, S.AP, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa yang diwakili oleh Kabid Kesehatan Masyarakat – Abdul Munir,S.ST.,M.Inov, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa – IR. Syafruddin Nur,BAPPEDA yang diwakili oleh Kabid PPM-Yuni Ilmi Kurniati,S.STP,M.Si, OPD terkait, Camat Orong Telu.

Dalam sambutannya Wabup Novi menyampaikan, apresiasinya terhadap warga Kecamatan Orong Telu, baik yang dari Desa Munkin, Desa Senawang dan Desa Sebeok atas sambutan antusiasnya. “Terima kasih kepada semua masyarakat dan anak-anak yang setia menunggu kami. Kedatangan kami ini menandakan bahwa masyarakat Orong Telu mencintai pemerintahnya. Ini yang luar biasa. Yang tidak kalah penting karena saya selaku Wakil Bupati Sumbawa ingin melihat secara langsung, apakah rakyatnya happy gembira atau bersedih dan lain sebagainya, namun saya melihat sisi positif ternyata masyarakat di sini sangat antusias dan bersemangat,” ujar Wabup Novi.

Di dalam perjalanan, lanjut Wabup, dirinya bersama Kadis Lingkungan Hidup dapat mrnyaksikan secara langsung keadaan hutan yang sudah mulai gundul. Dimana seharusnya hutan tersebut dilindungi dan sekarang sudah mulai gundul. “Apakah hutan tersebut gundul sendiri atau digundul oleh orang? Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga hutan untuk anak cucu kita serta kelangsungan kelestarian mata air. Untuk masalah hutan ini Mari bersama-sama kita memikirkan dan Jangan saling menyalahkan,” imbaunya.

Dalam mewujudkan keinginan menurunkan angka stunting juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, misalnya kondisi infrastuktur jalan, air bersih dan lain-lain.

Di tahun 2023 ini pemerintah telah memberikan bantuan anggaran hampir satu miliar di Desa Mungkin untuk SPAM air bersih, yaitu pipa saluran untuk rumah masyarakat.

Selaku ketua percepatan penurunan stunting, dirinya berharap dengan hadirnya OPD terkait, antara lain Dinas Kesehatan, BAPPEDA, Dinas LH dan sebagainya agar dapat memastikan bagaimana kiat untuk percepatan penurunan angka stunting di kecamatan ini.

Sedangkan untuk masalah infrastruktur pembangunan jalan, kata Wabup, anggaran yang dibutuhkan tidak cukup hanya mengandalkan dari APBD, tapi juga APBN. “Kalau dari APBD saja infrastruktur pembangunan jalan mustahil akan terjadi tentunya dibutuhkan harus ada kolaborasi pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Daerah,” paparnya.

Untuk diketahui bahwa pembangunan jalan sepanjang satu kilometer menghabiskan dana sekitar Rp 5 miliar. “Sementara anggaran kita terbatas. Oleh karena itu, dibutuhkan bersinergi,” tandasnya.

Direncanakan di tahun 2023 ini, pembangunan jalan dari Desa Teladan sampai ke Desa Kelawis itu menelan biaya kurang lebih Rp. 45 miliar. Semua sedang berproses, karena wilayah Kabupaten Sumbawa terdiri dari 24 Kecamatan 157 Desa, dan 8 Kelurahan yang juga butuh perhatian dalam pembangunan infrastruktur. “Bapak Haji Mo dan saya dilantik tahun 2021, musibah Covid tidak ada yang mampu berbuat. Semua rencana perbaiki jalan, minta mesin dan lain sebagainya tidak dapat kami lakukan. Semua itu tidak ada anggarannya. Anggaran tersebut dialihkan untuk nyawa manusia,” ungkapnya.

Terkait hal tersebut, sehingga tahun 2022 dilakukan refocusing APBD. Ada banyak program yang sudah direncanakan dicoret oleh Kementerian. “Namun demikian, meski dicoret, dengan semangat gotong royong kita Kabupaten Sumbawa dari 10 Kabupaten /Kota yang ada di Nusa Tenggara Barat kita tetap masuk 3 besar se Nusa Tenggara Barat dalam percepatan pembangunan,” bebernya.

Sementara itu Kepala Dinas DP2KBP3A mengatakan, tujuan dari Roadshow dan Rapat Koordinasi ini adalah untuk penurunan angka stunting yang ada di Kabupaten Sumbawa khususnya di Desa Munkin Kecamatan Orong Telu. Untuk diketahui bahwa Roadshow dan rapat koordinasi ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya dan yang pertama sudah dilaksanakan di Desa Rhe Loka dan di Desa Jorok Kecamatan Utan. Untuk tahun 2023 ini ada 12 Lokus di 6 Kecamatan. “Kita sudah saksikan secara bersama pemerintah Daerah telah memberikan bantuan kepada keluarga beresiko dan keluarga yang terdampak stunting, berupa sembako yang terdiri dari telur, minyak goreng, beras, susu serta ada 100 paket untuk anak bayi dan balita,” bebernya.

Untuk mengatasi stunting ini, maka terlebih dahulu dilakukan kepada keluarga beresiko yang sasarannya yaitu ibu hamil, bayi dan balita keluarga beresiko itu ada 4 T, terlalu muda hamil, terlalu tua hamil, terlalu dekat jarak kelahiran dan terlalu sering melahirkan. Disamping itu juga ada kekurangan yang lain yaitu kekurangan akses air bersih, akses jambanisasi.

Jadi antara keluarga beresiko dan stunting harus sama-sama dilakukan antara pemerintah Kabupaten dan Kecamatan, sehingga penurunan stunting dapat terlaksana. “Untuk kita ketahui bahwa di Desa Mungkin ini ada 71 keluarga beresiko, tetapi yang hadir di sini ada 30. Sedangkan untuk sasaran anak stunting saat ini di Desa Mungkin ada 26 menurut laporan bidan Desa,”ungkap Kadis.

Di tempat yang sama Kabid kesehatan masyarakat memaparkan, menurut data E-PPGM Kabupaten Sumbawa pada Tahun 2022 berada di 8,3%, untuk tahun 2023 turun menjadi 7,89%. “Tetapi ini masih fluktuatif belum resmi rilisnya. Nanti resmi rilisnya untuk tahun 2023 pada bulan Februari tahun 2024,” ungkapnya. (PSh)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment