Sumbawa, PSnews – Pandemi Covid-19 di Indonesia maupun belahan dunia telah berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri mapun dunia. Meski demikian Kabupaten Sumbawa masih mendapat kepercayaan untuk mengekspor salah satu komoditas andalannya, yakni jagung ke Filipina. Sedikitnya 6,6 ribu ton jagung asal Sumbawa diekspor ke negera tetangga, Filipina melalui Pelabuhan Badas pada Jumat (15/5/2020). Pelepasan pengiriman antar negara menggunakan kapal laut ini dilakukan Wakil Bupati Sumbawa – Mahmud Abdullah.
Dalam sambutannya, Haji Mo – sapaan akrab Wabup Sumbawa menyatakan, Pemda bersama Kementerian Pertanian mendorong ekspor jagung, karena saat ini hasil panen berlimpah namun serapan pasar menurun. Untuk itu, adanya campur tangan Pemerintah agar hasil produksi petani saat panen raya seperti sekarang ini tetap terserap dengan harga stabil. Salah satunya adalah dengan mendorong ekspor. “Saat ini Kabupaten Sumbawa sedang ada di puncak panen raya, namun fakta dilapangan memperlihatkan adanya penuruhan harga dan gudang yang penuh karena menurunnya permintaan pasar dalam negeri,’’ tuturnya saat penyerahan phytosanitary certificate atau sertifikat ekspor kesehatan Karantina Pertanian Sumbawa kepada eksportir di Pelabuhan Badas.
Ia menekan pentingnya mengutamakan kepentingan petani, karena dari merekalah semua berasal. Sehingga apapun upaya yang dilakukan tujuannya adalah agar petani lebih sejahtera melalui penyerapan hasil produksinya.
Sementara Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) – Ali Jamil menyatakan dukungannya terhadap upaya tersebut. Di tengah pandemi global saat ini kepentingan petani dan nasional menjadi utama. Menurutnya, Kementerian Pertanian mengawal 11 komoditas pokok agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama dimasa pandemi covid-19 ini, diantarnya beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/ kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng. Namun demikian jika kebutuhan dalam negeri stoknya telah terpenuhi, maka ekspor menjadi pilihan cerdas agar Indonesia bisa membantu negara lain dalam memenuhi pasokannya, sekaligus mengangkat pendapatan petani.
Kepala Karantina Pertanian Sumbawa – IB Putu Raka Ariana memaparkan, tugasnya selaku otoritas karantina dengan peran sebagai fasilitator pertanian di perdagangan internasiol terus mendorong kinerja ekspor di wilayah kerjanya. Diantaranya dengan menerapkan sistem in line inspection, yaitu kerjasama Barantan dengan Dinas Pertanian setempat dalam mengawal kualitas produksi jagung dari mulai produksi atau penanaman hingga pasca panen. Selain itu, pihaknya juga melakukan pelayanan jemput bola dalam pelayanan karantina yaitu pemeriksaan yang dilakukan langsung digudang pemilik, juga melakukan pengawasan serta pemenuhan persyaratan lain sesuai kebutuhan negara tujuan ekspor seperti fumigasi dan pemeriksaan laboratorium.
Sementara itu, Ferry Setyawan Sutrisno perwakilan eksportir dari PT. Seger Agro Nusantara yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan, pihaknya memiliki kapasitas gudang sebesar 10.000 ton, sehingga setiap harinya harus menampung 1.000 ton jagung dari petani. Sementara itu, saat ini pasar penjualan industri pakan ternak di pulau Jawa sudah mengurangi pembelian, karena persediaan jagung bahan baku maupun pakan jadi masih dalam jumlah yang mencukupi. Menurutnya, jika kondisi berlangsung demikian dalam jangka waktu yang lama, apa lagi saat kondisi panen raya seperti sekarang ini, ia menghawatirkan gudangnya tidak dapat membeli dan menampung hasil panen dari petani. ‘’Setelah pengiriman tahap pertama ini yaitu sebanyak 6 ribu ton tujuan Filipina, tahap kedua pada bulan ini juga akan dikirim sebanyak 6,6 ribu ton lagi dengan negara tujuan sama,’’ pungkasnya.
Turut menyaksikan pelepasan ekspor tersebut secara daring melalui video telekonferensi adalah Sekretaris Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Direktur Serelia, Ditjen Tanaman Pangan dan Direktur Pakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Kantor Wilayah Dirjen Bea Cukai Bali, NTB dan NTT. (PSg)