OPINI : Aktualisasi Nilai-Nilai ‘Mangan Barema’ dalam Tradisi Budaya Desa Tatede

Oleh
Neti Sulastri

( Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Pendidikan UNIVERSITAS SAMAWA )

Sumbawa adalah salah satu pulau yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang kaya akan tradisi adat istiadat dan kebudayaannya. Tradisi ialah suatu adat atau kebudayaan yang lahir dari peninggalan zaman nenek moyang yang bersifat turun temurun dan mengandung nilai-nilai, norma dan adat kebiasaan tertentu yang masih dipertahankan dan diadakan oleh masyarakat. Banyak tradisi Sumbawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, agama, pendidikan dan nilai-nilai lainnya yang menjadi ciri khas dari suatu daerah. Salah satunya yaitu tradisi ‘Mangan Barema‘. Tradisi Mangan Barema ialah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh warga masyarakat setempat untuk menjamu tamu-tamu dari desa lain untuk makan bersama.

Tradisi Mangan Barema ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh warga masyarakat Tatede Kecamatan Lopok Kabupaten Sumbawa untuk menjamu tamu kehormatan dan warga dari desa lainnya. Maksud diadakan tradisi Mangan Barema ini yaitu sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas panen yang melimpah dikaruniakan kepada petani Desa Tatede. Pada awalnya tradisi Mangan Barema ini nyaris punah karena terkikis oleh perubahan zaman. Oleh karena itu, masyarakat Tatede membangun kembali tradisi ini agar tetap hidup dan menjadi semboyan persaudaraan.

Tradisi Mangan Barema ini dilakukan oleh kaum hawa dengan cara menjunjung makanan atau sajian di atas kepalanya. Cara ini disebut ‘Junjung Pasaji‘. Para kaum hawa beriringan berjalan berjalan menuju lapangan sebagai tempat penjamuan sambil mengenakan pakaian ada yang bernama ‘Batedung Batuntang‘. Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas panen yang melimpah, warga masyarakat Tatede berinisiatif untuk bersama-sama menyiapkan sajian dalam satu kelompok kaum hawa terdiri dari satu bakulan makanan siap saji yang berisi ikan, daging, dan sayur. Tak lupa pula disajikan dengan buah-buahan dari hasil kebun dan sawah mereka sebagai hidangan penutup para tamu.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Tradis Mangan Barema ini ialah untuk mempererat tali persaudaraan, dimana masyarakat Desa Tatede ingin mendekatkan atau mempererat hubungan persaudaraan anatar warga desa yang satu dengan warga desa yang lainnya. Selain itu juga sebagai ajang silaturrahmi dan menjalin kebersamaan antar warga desa. Dimana ajang silaturrahmi ini merupakan kegiatan mempertemukan atau mempersatukan warga masyarakat agar memiliki hubungan yang erat. Menjalin kebersamaan, maksudnya dengan diadakannya Tradisi Mangan Barema ini maka warga masyarakat berkumpul dan makan bersama tanpa membedakan orang kaya dan orang miskin. Semua berbaur tanpa memandang dari rendahnya ekonomi.

Adapun nilai-nilai lainya yang melekat dalam Tradisi Mangan Barema ini yaitu nilai sosial, dimana nilai ini mengajarkan kita untuk selalu menjunjung tinggi kebersamaan dan rasa kepedulian kita terhadap sesama manusia. Selain itu juga terdapat nilai-nilai agama, dimana kita diajarkan untuk selalu bersyukur dan senantiasa berbagi atas limpahan rejeki yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada kita. Nilai pendidikan juga terdapat dalam tradisi ini salah satunya yaitu nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan. Karena nilai ini berhubungan langsung dengan lingkungan masyarakat. Di satu sisi manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain atau saling bergantungan. Oleh karena itu, nilai ini sangat penting untuk diterapkan dan merupakan nilai untuk menjaga keselarasan hidup bermasyarakat.

Warga serta tamu undangan berharap kegiatan seperti ini akan terus dipertahankan karena tradisi seperti ini mudah hilang atau punah karena tersaing dengan tradisi modern. Selain itu tradisi Mangan Barema ini juga menambah kekompakan dan kebersamaan antar warga juga sebagai simbol bahwa Sumbawa kaya akan budaya-budaya lokal. (***)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment