Sumbawa Barat, PSnews – Sebanyak 33 mahasiswa program doktoral yang sedang belajar di CODES (Center for Ore Deposit and Earth Sciences), Universitas Tasmania, Australia mengunjungi tambang Batu Hijau, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (“Amman Mineral”) yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 9 -11 Maret 2019. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan menjadi bagian dari program pembelajaran mengenai Deposit Bijih (Ore Deposit) dengan cara melihat langsung kegiatan operasi penambangan dan eksplorasi Amman Mineral.
Kegiatan kunjungan para mahasiswa ini diawali dengan meninjau bagian operasi tambang, pabrik pengolahan serta tempat penyimpanan coreshed yaitu contoh batuan hasil pengeboran di tambang Batu Hijau dan wilayah eksplorasi Elang.
Wudi Raharjo, GMO dan KTT Amman Mineral saat menerima kunjungan mahasiwa mengaku senang menerima kunjungan mahasiswa dari Universitas Tasmania Australia. “Saya merasa senang menerima kunjungan para mahasiswa dari Universitas Tasmania, Australia di tambang Batu Hijau dan berharap kegiatan ini dapat membantu memperluas wawasan serta menambah pengetahuan para mahasiswa tentang proses eksplorasi dan operasi tambang. Kegiatan ini juga menjadi salah satu motivasi kami untuk dapat terus menerapkan praktik-praktik pertambangan yang baik dan benar serta bertanggung jawab,” ujar Wudi Raharjo.
David Cooke, Professor of Economic Geology, CODES, Transforming the Mining Value Chain (TMVC), University of Tasmania mengatakan, pihaknya memilih Tambang Batu Hijau untuk dikunjungi karena merupakan tambang porfiri tembaga emas dengan defosit kelas dunia yang dikelola dengan teknologi tinggi. “Kami menyaksikan bagaimana tambang ini dioperasikan dan dikelola dengan baik mulai dari proses penambangan hingga pengolahan batuan,” ungkap David Cooke.
Lebih lanjut David Cooke menambahkan, Tim Geologi di tambang Batu Hijau merupakan tempat bekerja yang baik dan fantastis, karena memiliki data yang akurat yang menjadikan proses operasi pertambangan dapat berjalan dengan sangat baik. “Di sini kami juga diterima dengan sangat baik, profesional, bersahabat dan menyenangkan sehingga tambang Batu Hijau menjadi tempat yang sangat bagus untuk belajar bagi para mahasiswa,” katanya.
Sementara itu, Adi Maryono, Ketua Kombers KCMI IAGI – Perhapi dan Dosen Tamu di Universitas Tasmania memaparkan, mahasiswa yang datang berkunjung ini berasal dari 15 negara diantaranya adalah Amerika, Canada, Inggris, Cina, Laos, Thailand termasuk Indonesia. “Tambang Batu Hijau merupakan salah satu model tambang terbaik di dunia yang sangat tepat untuk dijadikan referensi dan tempat belajar mengenai eksplorasi maupun tambang porfiri tembaga-emas. Alhamdulillah setelah sekian lama meninggalkan Batu Hijau, saya merasa beruntung bisa kembali ke sini dan melihat Batu Hijau masih beroperasi dengan menjalankan praktik-praktik pertambangan terbaik seperti sebelumnya,” kata Adi Maryono yang juga pernah bekerja di tambang Batu Hijau saat masih dibawah manajemen PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT). (PSa)