Sumbawa Miliki 200 Penenun Kain Tradisional

Sumbawa, PSnews – Hingga saat ini, Kabupaten Sumbawa sudah memiliki sekitar 200 penenun yang tersebar di beberapa kecamatan. Jumlah tersebut diupayakan terus bertambah, dengan dilakukannya beberapa pelatihan terhadap masyarakat yang ingin belajar menenun.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Sumbawa – Drs Arif MSi kepada media ini. Kegiatan menenun masih dilakukan di sejumlah kecamatan seperti Maronge, Moyo Hilir, Tarano, Empang, Alas serta lainnya. Namun yang menjadi sentra tenun di Kabupaten Sumbawa berada di Dusun Semeri Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir.

Drs. Arif, MSi

Dijadikannya Dusun Semeri sebagai sentra tenun nesek merupakan kebijakan dari Kementerian Perindustrian RI sejak 2016 lalu. Bahkan di wilayah tersebut rutin dilakukan pembinaan, termasuk difasilitasi anggaran oleh Pusat melalui DAK, dengan pemberian bantuan berupa peralatan tenun, gazebo 64 unit, serta lainnya. “Gazebo saja berjumlah 64 buah untuk di Semeri itu, artinya ada 64 kelompok disana. Kelompok ini yang terbentuk dari personel terdekat, artinya keluarga, adik, anak dan lainnya, itu supaya memudahkan dalam bekerjasama. Diluar itu, tersebar ada yang di Maronge, Tarano, Empang, Alas. Cuma itu tidak sebanyak komunitas tenun yang ada di Semeri,’’ paparnya.

Menurutnya, hasil tenun dari Semeri sudah banyak hasilkan. Bahkan sudah dari dulu dipasarkan ke luar daerah. Meskipun untuk pengerjaannya cukup lama, bisa sampai satu bulan bahkan lebih. Mengingat Semeri juga merupakan daerah pertanian, sehingga warga yang juga penenun kadang lebih memilih untuk menggarap sawahnya terlebih dahulu. “Itu saja hambatannya. Satu sarung bisa satu bulan. Jadi kalau mereka tidak ada kerjaan lain, saya kira bisa lebih cepat selesai,’’ tandasnya.

Kain tenun khas Sumbawa

Sejauh ini pihaknya telah melakukan pendataan terhadap keberadaan para penenun di daerah. Hasilnya diketahui ada sekitar 200 orang penenun yang tersebar di beberapa kecamatan. Bahkan untuk menambah jumlah penenun yang ada di daerah, pihaknya juga melakukan pelatihan bagi masyarakat yang ingin belajar menenun. ‘’Sekarang kita inginkan versi tenun ikat, selain ada Kre’ Alang. Karena tenun ikat ini diharapkan bisa lebih variatif, dan bisa banyak kreasi, dan juga cepat pengerjaannya meskipun agak rumit karena dia menggunakan elemen yang banyak. Itulah yang kita lakukan pelatihan hari ini,’’ demikian Arif. (PSg)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment