Sumbawa, PSnews – Anggota DPRD Sumbawa – Salamuddin Maula mengaku beberapa waktu lalu telah turun untuk meninjau lokasi rencana pembangunan Bendungan Beringin Sila di Kecamatan Utan. Dari situ, Ia mengetahui ada persoalan terkait pembebasan lahan. “Jadi inti masyarakat Utan semuanya mengharapkan Beringin Sila itu. Cuma pada proses pembebasan lahan ada permasalahan. Itu harus dibuka, dan Bupati tidak boleh tutup mata,’’ kata Om Jalo – sapaan akrabnya kepada wartawan Rabu (18/7/2018).
Ia membeberkan permasalahan yang terjadi, seperti adanya lokasi yang bukan untuk genangan bendungan, namun malah dibebaskan lahannya. Kemudian ada sekitar 35 warga yang sudah memegang sporadik dan memanfaatkan lahan sekitar untuk berkebun malah tidak mendapatkan apa-apa. Itu diakibatkan lokasi terbit sporadik itu masuk dalam kawasan hutan. “Saya ke lokasi sana. Sepertinya ini ada kong-kalikong. Mereka tidak tahu sporadik itu masuk kawasan hutan apa tidak, karena tidak dijelaskan segala macam. Yang mana kawasan, mana bukan kawasan. Ada di sebelah kiri sungai kalau kita masuk, itu katanya kawasan hutan tidak tahu masyarakat, karena ada sporadiknya mereka. Digarapnya tahun 1989 dimulai. Itu ada tumbuhan jambu mente, kelapa, nangka. Itu semua kebun masyarakat. Di sebelah kanan sungai, itu di puncak gunung dibebaskan sekitar 8 hektar. Saya lihat batasan tidak ada apa-apa di sana,’’ terangnya.
Ia menegaskan seharusnya pihak Dinas Kehutanan memberikan sosialisasi ke masyarakat, kalau di situ tidak bisa dibebaskan karena kawasan hutan. “Jangan ada yang dibebaskan dan ada yang tidak. Ini membuat masyarakat merasa tidak transparan,’’ tambahnya.
Selain itu, kata Jalo, di sekitar lahan persawahan masyarakat ada ketimpangan soal pembayaran ganti rugi lahan. Sebab ada lahan yang luasnya sekiatr 16 are hanya dibayar Rp 190 juta, sementara lahan yang hanya seluas 4 are dibayar sampai Rp 80 juta. “Jangan bilang ada gerakan masyarakat terus dianggap menghalangi, tidak. Ada ketidak beresan pada proses pembebasan lahan. Ini uang rakyat loh. Apraisal itu bisa digugat, kok bisa berbeda sementara lokasinya satu,’’ tandasnya.
Terhadap seluruh permasalahan yang ada, menurutnya masyarakat hanya ingin kejelasan dari Pemerintah. Bahkan masyarakat mengaku tidak ingin menghalangi rencana pembangunan bendungan dimaksud. Bahkan berharap Beringin Sila ini berjalan bagus. (PSg)