Sumbawa, PSnews – Teror panah yang terjadi belakangan ini sungguh meresahkan masyarakat Sumbawa Besar. Dalam aksinya pelaku bergerak seperti siluman. Setelah meluncurkan anak panah kepada korban, pelaku langsung menghilang dengan cepat dengan menggunakan sepeda motor. Sejauh ini aparat Polres Sumbawa telah mengungkap dua kasus dari beberapa yang dilaporkan.
Setidaknya sudah tiga orang yang ditahan, yakni dua orang sebagai pembuat anak panah dan satu orang sebagai eksekutor atau pengguna panah. ironisnya ketiga pelaku masih tergolong anak dibawah umur.
Kondisi miris ini menimbulkan keprihatinan berbagai kalangan termasuk Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa.

Melalui momentum Hari Pendidikan Nasional (hardiknas) 2018, Wakil Bupati Sumbawa – Mahmud Abdullah meminta kepada seluruh Kepala Sekolah untuk melakukan razia panah di internal sekolah masing-masing. Menyusul para terduga pelaku insiden panah beberapa waktu lalu adalah anak-anak usia sekolah.
Hal itu disampaikan Wabup pada upacara Peringatan hardiknas 2018, Rabu (2/5/2018) di halaman Kantor Bupati Sumbawa. Upacara diawali dengan penyerahan hadiah kepada pemenang Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Kabupaten Sumbawa dari tingkat TK, SD, dan SMP, yang akan mewakili Kabupaten Sumbawa pada Lomba LSS Tingkat Provinsi Bulan Juli mendatang.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam sambutannya yang disampaikan oleh Wabup menyatakan, dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018 yang mengambil tema “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan”. Menteri mengajak untuk menjadikan peringatan kali ini sebagai momentum untuk merenungkan hubungan erat antara pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tecermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Disampaikan pula, dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Bab i, pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sedangkan kebudayaan nasional merupakan akar pendidikan nasional. Di sinilah terjadinya titik temu antara pendidikan dan kebudayaan. Menurut menteri jika kebudayaan nasional menghunjam kuat di dalam tanah tumpah darah Indonesia, akan subur dan kukuh pulalah bangunan pendidikan nasional Indonesia. Di samping itu, disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan akan mempertegas posisi kebudayaan nasional sebagai ruh, pemberi hidup, dan penyangga bangunan pendidikan nasional. Oleh sebab itu, kebudayaan yang maju adalah prasyarat yang harus dipenuhi jika ingin pendidikan nasional tumbuh subur, kukuh, dan menjulang.
Atas dasar pikiran tersebut, pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini Menteri mengajak untuk berkomitmen dengan terus berikhtiar membangun pendidikan yang dihidupi dan disinari oleh kebudayaan nasional. Begitu pula sebaliknya, jika pendidikan subur dan rindang, akar kebudayaan akan lebih menghunjam kian dalam di tanah tumpah darah Indonesia. Oleh karena itulah, pada Hari Pendidikan Nasional 2018, Menteri mengajak satukan tekad untuk “Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Kebudayaan” dengan disertai niat yang ikhlas serta usaha yang keras tak kenal lelah dalam mengabdi di dunia pendidikan. (PSg)