Sumbawa, PSnews – Inspektorat Kabupaten Sumbawa sudah memanggil Kepala SD Negeri 2 Sumbawa, terkait surat pernyataan yang dilayangkan kepada orang tua / wali murid setempat, yang terkesan ada unsur intimidasi. Sehingga Inspektorat pun meminta Kepala Sekolah untuk menghentikan pungutan tersebut. “Sudah kita panggil (Kepala Sekolah). Kita minta untuk tidak diteruskan surat pernyataan itu. Kami melihat itu bukan sumbangan. Tapi pungutan,’’ terang Kepala Inspektorat Sumbawa – H Hasan Basri kepada media ini beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pungutan dan sumbangan memiliki ciri tersendiri. Dimana untuk sumbangan, bisa dilakukan oleh siapapun, dan tidak dipatok jumlahnya. Artinya besaran sumbangan yang diberikan bisa saja tidak seragam, dan itu datangnya dari mana pun, tidak ditentukan siapa yang harus menyumbang.
Sementara untuk pungutan, lanjut Haji Bas, cirinya ada penentuan jumlah, ditentukan orangnya yang memberikan, ditentukan pula waktu penyerahannya, dan ada sanksi yang dikenakan bagi orang tersebut. ‘’Karena memang itu sudah aturannya. Dimana untuk sumbangan itu boleh, tapi pungutan tidak boleh. Apalagi itu di sekolah,’’ tukasnya.
Selain telah memanggil Kepala SDN 2 Sumbawa, pihaknya juga berencana memanggil Ketua Komite setempat. Untuk dimintai keterangan terkait surat pernyataan tersebut, dan juga program yang dijalankan. ‘’Kita juga akan panggil komitenya. Supaya hal-hal seperti itu tidak dilakukan lagi,’’ pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam surat yang dilayangkan pihak sekolah kepada orang tua / wali murid berisikan tiga poin, pertama “tidak perlu / perlu mengikuti pelajaran bahasa inggris, sehingga saya tidak / wajib membayar honor guru bahasa inggris”. Kedua “bersedia / tidak bersedia membersihkan kamar mandi, menyapu, menyiram halaman. Sehingga saya tidak / wajib membayar honor petugas kebersihan”. Ketiga “tidak perlu / perlu mengikuti ulangan harian dan try out online (kelas 6). Sehingga saya tidak / wajib membayar honor petugas kela digital dan admin ruangan komputer”. (PSg)
