Sumbawa, PSnews – Insiden terbakarnya Wisma Praja atau Wisma Daerah Sumbawa telah menimbulkan keprihatinan mendalam bagi warga Sumbawa, mengingat gedung yang berlokasi di pusat kota Sumbawa Besar tersebut memiliki nilai sejarah yang amat berharga. Terbakarnya gedung yang berdampingan dengan Pendopo (rumah dinas) Bupati Sumbawa itu telah menimbulkan berbagai asumsi di tengah masyarakat. Mulai dari dugaan terjadinya arus pendek akibat padam nyala listrik sebelum kebakaran, kesalahan pemasangan AC dan instalasi yang sudah tua, hingga dikait-kaitkan dengan kisah keramat dari gedung yang dibangun pada tahun 1932 ditempati oleh Sultan Muhammad Kaharuddin III. Asumsi-asumsi seperti itu akan mengundang tudingan menyesatkan kepada pihak-pihak tertentu, sehingga perlu ada penelurusan agar persoalan ini tidak terus berkembang menjadi polemik.
Jamaluddin Malik (JM) ~ Bupati Sumbawa dua periode (2005—2015) menghimbau semua pihak untuk tidak berasumsi. Supaya obyektif, JM menyarankan pihak Kepolisian agar mempercepat proses penyelidikan guna memastikan penyebab kebakaran. Dia mengakui insiden kebakaran itu adalah kehendak Allah SWT, namun sangat penting untuk mengetahui penyebabnya, sehingga tidak menimbulkan asumsi-asumsi yang menyesatkan. Terbakarnya Wisma Praja bukan hanya orang Sumbawa yang merasa kehilangan, tapi juga orang lain merasa sedih dan prihatin sebab gedung itu sudah menjadi aset nasional yang memiliki nilai sejarah yang luar biasa. “Selama 10 tahun saya tinggal dan merawat Wisma Praja bukan waktu yang singkat. Saya merasa menyatu dengan bangunan tersebut,” ujar JM saat jumpa pers di Rumah Makan Goa Rabu (6/7/2017).
Menurut JM, Wisma Praja bukan hanya sekedar bangunan bersejarah, tapi juga lambang eksistensi dan motivasi Tau Samawa (warga Sumbawa) sejak dahulu. “Bayangkan saat saya tinggal di Wisma itu gempa yang cukup besar tidak terasa. Saat saya keluar dari gedung itu, saya heran melihat orang banyak berdiri di jalan. Ternyata sebelumnya ada gempa yang tidak saya rasakan ketika berada di dalamnya,” tutur JM.
Ia memaparkan, Wisma Praja merupakan milik Sultan Sumbawa yang dihibahkan kepada Pemda Sumbawa. Amanat tersebut harus dijaga dengan baik. JM mendesak Pemda supaya segera menginventarisir kerugian dan mencari cara melakukan renovasi dengan melibatkan semua unsur termasuk ahli bekerjasama dengan Dirjen Purbakala Kemendikbud RI. (PSj)