BERANDAHUKUM & HANKAM

Terekam CCTV, Oknum Pegawai Bandara Diduga Curi HP

Sumbawa, PSnews – Keamanan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III Sumbawa Besar tercoreng akibat ulah oknum pegawai setempat yang diduga mencuri handphone (HP) milik salah seorang investor peternakan asal Palangkaraya Kalimantan Tengah – Suwono yang juga calon penumpang. Sifat tidak terpuji itu ketahuan melalui rekaman CCTV yang ada di dalam Bandara.

Rusdi – salah seorang pengurus Persatuan Pedagang Hewan Indonesia (PPHI) Sumbawa yang merupakan rekan Suwono menjelaskan, kedatangan temannya dari Palangkaraya tersebut atas undangan pihaknya, yang berencana membangun kerjasama di bidang peternakan. Karena urusan sudah beres, akhirnya Rusdi mengantarkan Suwono ke Bandara untuk balik ke kota asalnya.

Saat tiba di bandara, lanjut Rusdi, semua barang milik rekannya itu diperiksa melalui alat scanning di pintu masuk ruang keberangkatan. Saat di dalam ruangan, Suwono sempat memeriksa barang kelengkapannya kembali. Ternyata diketahui HP miliknya tidak ada. Diduga HP-nya ketinggalan di pintu scanning tersebut.  Akhirnya Suwono menemui petugas pintu dan menanyakan soal keberadaan HPnya. Oleh petugas dikatakan bahwa mereka tidak melihat atau mengetahui barang tersebut.

Suwono yang terlihat panik akhirnya mengajak Rusdi untuk menanyakan kepada kepala keamanan bandara. Bahkan dia meminta agar pihak keamanan memperlihatkan rekaman CCTV khususnya di pintu masuk. Berkat hasil rekaman CCTV, semua yang ada di dalam ruangan terkejut. Sebab dalam rekaman itu terlihat salah seorang oknum pegawai bandara mengambil HP milik Suwono. Pelakunya diduga oknum penjaga pintu yang bertugas hari itu.

Rusdi dan Suwono pun menyesalkan atas kejadian tersebut, yang seharusnya tidak boleh terjadi. Apalagi pelakunya salah seorang oknum petugas di bandara setempat. Dan yang menjadi korban merupakan salah seorang investor yang baru saja ingin menanamkan modalnya di Kabupaten Sumbawa. “Jangan sampai karena persoalan ini, akhirnya tercoreng nama bandara kita. Bahkan nama Kabupaten Sumbawa pada umumnya,’’ tukasnya.

Wartawan Dilarang Meliput

Sementara, awak media yang ingin melakukan konfirmasi kepada pihak bandara malah dihalangi oleh oknum petugas bandara lainnya. Hingga sempat terlibat cek-cok antara petugas dengan para wartawan. Saat tiba di pintu masuk kantor bandara, para wartawan terlebih dahulu melapor kepada petugas, hingga akhirnya wartawan diarahkan untuk langsung berkomunikasi dengan petugas lain yang baru tiba di pos itu. Kemudian para pencari berita itu meminta izin untuk bertemu kepala bandara guna mengkonfirmasi masalah tersebut.

Namun, oknum petugas bernama Muhklis menanyakan tujuan kedatangan wartawan. Setelah menyampaikan maksud kedatangan, oknum petugas itu mengatakan tidak perlu melakukan wawancara, karena menurutnya persoalan itu sudah selesai. “Gak perlu diwawancara masalah itu, karena masalahnya sudah selesai,’’ kilahnya dengan nada tinggi.

Setelah itu, wartawan kembali menegaskan apakah diperbolehkan untuk bertemu kepala bandara atau tidak. Karena kebetulan sudah ada sejumlah wartawan lain yang menunggu di ruang tunggu. Akhirnya, petugas itu mengantarkan wartawan untuk masuk ke ruang tunggu. Di lokasi ini, oknum petugas itu kembali terlibat cek-cok dengan wartawan lain. Oknum petugas itu kembali mengatakan agar berita tersebut tidak dipublikasikan karena sudah selesai. Mendengar hal ini, salah seorang wartawan – Zainuddin langsung bereaksi. Dan mengatakan kalau oknum petugas itu tidak memiliki hak untuk melarang wartawan meliput berita. Apalagi kejadian itu adalah keluhan dari masyarakat. Sebagai wartawan, pihaknya juga harus melakukan konfirmasi agar beritanya berimbang.

Zainuddin juga meminta agar petugas tersebut lebih sopan dalam melayani masyarakat. Karena bandara merupakan fasilitas publik yang hajatnya melayani masyarakat. Mendengar hal ini, oknum petugas itu membantah telah berkata-kata kasar pada wartawan. Bahkan sampai menunjuk salah seorang wartawan yang bertemu dengannya di pos penjagaan. Karena terdesak, akhirnya oknum petugas itu bergumam menggunakan bahasa daerahnya yang artinya “coba saja saya tidak memikirkan pekerjaan”. Ternyata, arti dari perkataan itu diketahui oleh wartawan lain. Cek-cokpun kembali terjadi dan suasana semakin memanas. Setelah ditenangkan, akhirnya cek-cok itu berakhir dan oknum petugas itu meninggalkan ruang tunggu.

Saat itu, kepala bandara belum bisa menemui wartawan, sebab sedang melakukan rapat dengan pegawai lainnya. (PSg)

Komentar

comments

Facebooktwitterlinkedinrssyoutube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *