Sumbawa, PSnews – Menjamurnya toko berjejaring di Kabupaten Sumbawa mendapat sorotan dari Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Cabang Sumbawa – Berlian Rayes. Ia menilai keberadaan toko berjejaring tersebut belum memberikan nilai tambah bagi daerah.
“Belum ada nilai tambah yang diberikan dari adanya toko berjejaring seperti Alfamart dan Indomaret di Kabuapten Sumbawa,’’ ujarnya kepada wartawan Senin (13/6/2016).
Lebih jauh dijelaskan, keberadaan toko berjejaring ini dinilai belum memberikan dampak signifikan pada penyerapan tenaga kerja. Karena hanya segelintir masyarakat yang terlibat dalam bisnis ini. Bahkan sampai sekarang, belum ada kantor distribusi barang yang dibangun di Kabupaten Sumbawa.
Selian itu, janji untuk menampung produk lokal juga belum maksimal. Buktinya, barang yang dipajang di toko tersebut hanya produk luar saja. untuk itu, pihaknya berharap kepada Pemda agar konsisten dengan program membantu menghidupkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada. “Orang lokal juga bisa dagang. Pemerintah juga tidak mendapat konstribusi dari keberadaan toko berjejaring itu, karena uang hasil jualannya dibawa ke luar Sumbawa,’’ tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa – Salamuddin Maula. Ia mengaku pihaknya pernah mengajukan ke Bupati Sumbawa agar mencabut Peraturan Bupati tentang toko berjejaring, dan segera dilakukan revisi. Komisi II juga menginisiasi lahirnya Perda yang mengatur tentang toko berjejaring (Toko Modern). “Kalau ada yang mengatakan keberadaan toko berjejaring banyak manfaatnya bagi masyarakat, itu omong kosong, kami minta Bupati peka dengan kondisi ini,’’ pungkas Jalo – panggilan akrabnya. (PSg)