Sumbawa, PSnews – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) periode 2008 – 2013 – Badrul Munir (BM) menyarankan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa supaya lebih kreatif membikin terobosan untuk meningkatkan populasi kerbau. Hal ini mengingat trend populasi kerbau di Sumbawa semakin menurun dari tahun ke tahun.
“Pemkab Sumbawa harus kreatif membuat program terobosan untuk kerbau,” ujar BM yang dihubungi media ini, Selasa (29/03/2016) .
Sebenarnya, lanjut tokoh Sumbawa yang dikenal visioner ini, kerbau memiliki nilai sosial ekonomi lebih baik dibanding sapi. Kerbau selain dapat dimanfaatkan dagingnya, juga bisa dipakai dalam ajang barapan kebo. Dan ini justru yang mempunyai nilai jual lebih tinggi, karena nilai sosial budaya justru tanpa batas standar harga.
“Kan sudah dirintis dengan baik oleh Prof DR Suhubdy (pakar ternak kerbau). Tinggal Pemkab Sumbawa membuat terobosan kebijakan yang bisa memotivasi peternak untuk mau membudidayakan kerbau,” paparnya.
Terkait dengan harapan peningkatan populasi kerbau ini, sambung BM, Pemkab Sumbawa hendaknya tidak terlalu berharap pada bantuan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi.
“Kalau mengharap Pusat atau Provinsi, setahu saya agak berat, karena lagi fokus pada swasembada daging. Nah…soal daging kerbau sudah jelas kalah kompetitif dibanding sapi. Pelùang terbesar bagi kerbau ada pada budaya barapan kebo dan hilirisasi produk daging dalam bentuk dendeng atau abon. Selain itu kerbau juga bisa dimanfaatkan susu dan tanduknya, sedangkan sapi ras bali tidak bisa. Nilai tambahnya ada di situ. Insya Allah,” terang BM.
Ia menambahkan, intinya, program inovasi daerah harus ada sesuai maksud UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Menurut BM, daerah yang ‘hebat’ salah satu indikatornya harus mampu melahirkan program inovatif dan memiliki nilai tambah bagi kesejahteraan rakyat. “Tanpa itu berarti biasa-biasa saja, alias tidak hebat,” pungkasnya. (PSa).