Perjuangan Jenderal Soedirman Inspirasikan HUT TNI di Sumbawa

Sumbawa, PSnews – HUT TNI ke 70 pada 5 Oktober diperingati dengan menggelar upacara ala militer di halaman Kantor Bupati Sumbawa. Peringatan HUT TNI tersebut dimeriahkan dengan drama kolosal perjuangan panglima TNI Jenderal Soedirman. Drama kolosal tersebut melibatkan para prajurit TNI Kodim 1607 Sumbawa, mahasiswa, dan pelajar SMA hingga SD.

HUT TNI ke 70 di Sumbawa BesarDalam drama kolosal, dikisahkan bahwa ketika Jepang menyerah kepada sekutu pada tahun 1945, Presiden Soekarno bersama Wakilnya Mohammad Hatta, memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia. Rakyat pun gembira dan menyerukan teriakan merdeka, merdeka dan merdeka.

Namun tidak butuh waktu lama, Belanda dan sekutunya melakukan agresi militer terhadap Indonesia. Jenderal Soedirman kemudian menghadap kepada Presiden untuk meminta perintah melakukan perlawanan terhadap Belanda. Oleh Presiden, Soedirman sempat diragukan karena penyakit paru-parunya yang menggerogoti. Sebagai prajurit sejati, panglima TNI menjawab Presiden “Yang sakit adalah Soedirman, tapi Panglima TNI tidak sakit.”

Mendengar jawaban Soedirman, Presiden kemudian memberikan mandat supaya melakukan perang gerilya dan menghindari kontak senjata di area terbuka seperti di dalam kota karena pasukan TNI tidak akan mampu mengimbangi kekuatan persenjataan pihak Belanda.

Sebelum menuju medan peperangan, Soedirman berpamitan memohon doa dan restu kepada ibunda tercinta. Ibunda Soedirman menasehati anaknya tersebut agar selalu menjaga kesehatannya. Soedirman juga meminta supaya isterinya merelakan dan mendoakan dirinya selama di medan pertempuran.

Singkat cerita, pasukan gerilya yang dipimpin Jenderal Soedirman, bergerilya dari desa ke desa lain menghancurkan kantong-kantong pasukan musuh. Dalam kondisi sakit parah dan harus ditandu, Panglima TNI tersebut pantang menyerah dan tetap berada di tengah-tengah pasukannya hingga agresi militer Belanda berhasil ditumpas.

Drama kolosal yang diperankan tersebut, menggugah hati para isteri anggota TNI yang ikut menghadiri dan menyaksikan dari kursi undangan upacara. Sesekali mereka membasuh air mata yang menetes di sudut matanya. Tidak hanya itu, Komandan Kodim (Dandim) 1607 Sumbawa, Letkol Inf. Agus Supriyanto nyaris meneteskan air mata karena tidak menahan rasa harunya melihat perjuangan Panglima TNI yang sangat legendaris tersebut.

Dandim yang ditemui usai Upacara HUT TNI, mengatakan, drama kolosal tersebut hendaknya mengingat sejarah, bahwa kegigihan dan perjuangan keras Jenderal Soedirman hendaknya menjadi panutan dan teladan dalam berbangsa dan bernegara.

HUT TNI ke 70 di halamam kantor bupati SumbawaIa tidak menampik sempat menetaskan air mata saat drama kolosal berlangsung. “Saya nyaris menetaskan air mata menyaksikan drama perjuangan Jenderal Soedirman. Kalau saya tidak ingat bahwa saya ini TNI mungkin saya menangis,” ungkap perwira dengan dua melati di pundak tersebut.

Senada dengan Dandim, Bupati Sumbawa, Jamaluddin Malik yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, ditemui selesai upacara mengatakan, agar perjuangan Jenderal Soedirman hendaknya menjadi panutan bagi kita secara keseluruhan.

Jamaluddin Malik juga menyampaikan, HUT TNI kali ini menjadi momentum untuk mengimpun kekuatan Nasional, tidak lagi memandang suku agama dan ras. “Menjadi tanggung jawab semua pihak secara keseluruhan,” tandasnya.

Ia menambahkan, dalam hal ini peran TNI tidak hanya untuk melindungi negara tapi juga bersama rakyat, karena kekuatan sesungguhnya adalah rakyat. Agar TNI harus kembali dan ingat kepada rakyat, menjadi tentara yang professional ke depan. TNI juga diminta untuk membangun ikatan yang kuat dalam membangun komponen bangsa dalam keberagaman agar eksistensi TNI tetap terjaga. (PSb)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment